Show simple item record

dc.contributor.authorAdihaningrum, Hidayah
dc.contributor.authorRahayu, Triastuti
dc.date.accessioned2019-08-06T06:57:46Z
dc.date.available2019-08-06T06:57:46Z
dc.date.issued2019-04
dc.identifier.citationAkiyama, H., K. Fujii., O. Yamasaki., T. Oono., dan K. Iwatsuki. 2001. “Antibacterial action of several tannin against Staphylococcus aureus.” Journal of Microbial Chemotherapy. 48: 487-491. Anis, S., & Oetami, D. (2010). Pengaruh Sterilan Dan Waktu Perendaman Pada Eksplan Daun Kencur (Kaemferia galanga L) Untuk Meningkatkan Keberhasilan Kultur Kalus. AGRITECH, XII(1), 11 Arajou and Bauab. 2012. Microbial Quality of Medicinal Plant Material. Brazil: Intech. 67-77. Depkes RI. (1989). Materi Medika Indonesia Jilid V. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Denish A. 2007. Percobaan perbanyakan vegetatif kemaitan (Lunasia amara Blanco) melalui kultur jaringan [skripsi]. Bogor : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Ehiowemwenguan, G., Emoghene, A., & Inetianbor, J. E. (2014). Antibacterial and Phythocemical Analiysis of Banana Fruit Peel. IQRS Journal of Pharmacy, 4, 18-25. Hendaryono DPS, Wijayani A. 1994. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif- Modern. Yogyakarta : Kanisius. Nur, J., & dkk. (2012). Bioaktivitas Getah Pelepah Pisang Klutuk Musa paradisiaca Var Sapientum Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococus aurens, Pseudomonas aeuroginosa Dan Escherichiacoli. Makassar: Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin. Prasetyo, B. (2008). Aktivitas dan Uji Stabilitas Sediaan Gel Ekstrak Batang Pisang Ambon (Musa paradisiaca Var Sapientum) dalam Proses Persembuhan Luka pada Mencit (Mus musculus albicus). Bogor: Institut Pertanian Bandung. Purnobasuki, Hery. 2011. Perkecambahan. Jakarta: Grafindo Puspita, A. (2017). Potensi Biosida Ekstrak Akar dan Batang Pisang Kepok Untuk Pertumbuhan Biji Kacang Hijau Secara In Vitro. Skripsi Pendidikan Biologi UMS pp. 1-13. Rowe, R. C., Sheeskey, P. J., & Owen, S. C. (2009). Handbook of Pharamaceutical Expient Sixt Edition. London: American Pharamaeceutical Association. Santoso U, Nursandi F. 2003. Kultur Jaringan Tumbuhan. Malang : UMM Press Sharaf, E. M., & Weathers, P. (2006). Movement and Containment of Microbial Contamination in The Nutrient Mist Bioreactor. In Vitro Cell & Developmental Biology-Plant, 42(6), 553-557. Smith, R. (2013). Plant Tissue Culture Thrid Edition: Techniques and Experiments. California: Elsevier Inc. Soesanto, L., & Ruth, F. R. (2009). Pengimbasan Ketahanan Bibit Pisang Ambon Kuning Terhadap Penyakit Layu Fusarium dengan Beberapa Jamur Antagonis. Jurnal HPT Tropika, 9(2), 130-140. Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Yuliarti, N. (2010). Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga. Yogyakarta: Lily Publiser. Zulkarnain. (2009). Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.id_ID
dc.identifier.issn2527-533X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11304
dc.description.abstractKontaminasi pada Teknik kultur jaringan tanaman merupakan salah satu masalah utama yang diakibatkan oleh mikroorganisme. Untuk mengatasi terjadinya kontaminasi pada media kultur dapat dilakukan dengan penambahan Plant Preservative Mixtured (PPM) sebagai biosida. Banyak bahan alami yang dapat dijadikan sebagai biosida untuk menghambat pertumbuhan mikroba salah satunya pelepah pisang kepok. Kandungan pada pelepah pisang kepok yaitu senyawa bioaktif saponin, flavonoid, tannin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, mempercepat pertumbuhan sel, dan sebagai antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biosida serbuk pelepah pisang kepok pada kultur in vitro benih beras hitam. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor dengan taraf perlakuan yaitu serbuk pelepah pisang kepok dengan konsentrasi serbuk 0,30% (K1); konsentrasi serbuk 0,35% (K2); konsentrasi serbuk 0,40% (k3); konsentrasi serbuk 0,45% (K4), dalam setiap perlakuan dilakukan 4 kali pengulangan. Pembuatan biosida serbuk pelepah pisang kepok dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 70% (1:10) selama 3 hari, dan diuapkan dengan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental dengan suhu 40oC, selanjutnya ekstrak kental yang didiamkan di Frezzer selama 1 hari ditambahkan serbuk laktosa dengan perbandingan 1:3 secara perlahan dan diaduk hingga homogen. Parameter yang diamati pada kultur in vitro selama 7 hari dari proses penanaman biji beras hitam yaitu presentase media yang tidak mengalami kontaminasi, tinggi batang, jumlah akar, jumlah daun, dan kondisi benih. Kondisi benih pada perlakuan K1,K2,K3,K4, K+, K- yaitu normal. Serbuk pelepah pisang kepok dengan konsentrasi 0,45% lebih efektif menghasilkan 2 helai daun, 7 buah akar, tinggi rata-rata batang 8,6 cm, dan tinggi rata-rata benih 14,70 cm dibandingkan dengan konsentrasi yang lain dan konsentrasi 0,45% dapat mencegah terjadinya kontaminasi sebesar 100% pada pertumbuhan benih beras hitam secara in vitro. Sehingga dapat disimpulkan biosida serbuk pelepah pisang kepok memiliki potensi sebagai pengganti PPM dalam pembuatan media kultur jaringan tanaman secara in vitro pada pertumbuhan benih beras hitam dengan konsentrasi ideal yaitu 0,45%.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) Ke-4id_ID
dc.titlePotensi Biosida Serbuk Pelepah Pisang Kepok pada Kultur In Vitro Benih Beras Hitamid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record