Show simple item record

dc.contributor.authorMalik, Rizal Awaludin
dc.contributor.authorNilawati, N
dc.contributor.authorHandayani, Novarina Irnaning
dc.contributor.authorRame, R
dc.contributor.authorDjayanti, Silvy
dc.contributor.authorPratiwi, Ningsih Ika
dc.contributor.authorSetianingsih, Nanik Indah
dc.date.accessioned2019-08-07T04:49:08Z
dc.date.available2019-08-07T04:49:08Z
dc.date.issued2019-04
dc.identifier.citationCastanier, S., Perthuisot, J. P., Matrat, M., Morvan, J. V. (1999). The salt ooids of berre saltworks (bouches du rhone, france) the role of bacteria in salt crystallisation. Sedimentary geology. (125) pp: 9-21 Das Sarma, S & Arora, p. (2001). Halophiles. Encyclopedia of life science. pp 1-9 Davis, J.S dan Giordano M. (1996). Biological and physical events involved in the origin, effect, and control of organic matter in solar saltworks. International Journal of salt lake research. 4. pp 335-347 Davis, J.S. (2000). Structure, function, adn management of the biological system for seasonal solar saltworks. Global NEST Journal. 2(3). pp 217-226 Davis, J.S. (2009). Management of biological systems for continously operated solar saltworks. Global NEST Journal. 11(1). pp 73-78 Empadinhas, N., da Costa, M.S. (2008). Osmoadaptation mechanism in prokaryotes: distribution of compatible solutes. International microbiology. 11. pp 151-161 Gonzalez-hernandez, J.C., Cardenas-monroy, C.A., Pena, A. (2004). Sodium and pottasium transport in the halophilic yeast Debaryomyces hansenii. Yeast. 21. pp 403-412 Heldal, M., Norland, S., Erichsen, E.S., Bratbak, G., Sandaa, R.A., Larsen, A., Thingstad, F. (2012). Carbon limited marine bacteria keep high internal Mg2+ concentration. ISME Journal. 6(3). pp 524-530. DOI: 10.1038/ismej.2011 Giordano, M., Bargnesi, F., Ratti, S. (2014). The presence of the green alga Dunaliella salinain crystallyzer ponds of salinas can appreciably affect the quality of NaCl crystal. Proceedings of international conference solar saltworks & the economical value of biodiversity. pp 13-17 Javor, B.J. (2002). Industrial microbiology of solar salt production. Journal of industrial microbiology & biotechnology. 28. pp 42-47 Lopez-Cortes, L.A., Ochoa, L.J. (1998). The biological significance of halobacteria on nucleation and sodium chloride crystal growth. Elsevier science B.V. Studies in Surface Science and Catalysis, 120. pp:903-922. Marihati., Harihastuti, N., Nilawati., Eddy, S., Hermawan, D.W. (2014). Penggunaan bakterihalofilik sebagai biokatalisator kualitas dan produktifitas garam NaCl di meja kristalisasi. Jurnal riset industri. 8(3). pp 191-196 Nilawati., Marihati., Malik, R.A. (2017). Kemampuan isolat bakteri Haloferax spp dalam meningkatkan kemurnian garam NaCl pada proses kristalisasi. Jurnal riset teknologi pencegahan pencemaran industri. 8(2). pp 92-103 Oren, A. (2010). Thoughts on the “missing link” between saltworks biology and solar salt quality. Global NEST Journal. 12 (4). pp-417-425 Oren, A, (2010). Industrial and environmental aplications of halophilic microorganism.Environmental Technology. 31(8). pp 825-934 Pooja, S & Gupta, M. (2011). Halophilic bacteria and their compatible solutes osmoregulation and potential aplication. Current science. 100(10). pp 1516-1521. Roberts, M.F. (2005). Organic compatible solutes of halotolerant and halophilic microorganism. Saline systems. 1(5). pp 1-30. DOI:10.1186/1746-1448-1-5.id_ID
dc.identifier.issn2527-533X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11319
dc.description.abstractGaram yang dihasilkan oleh peladangan garam rakyat di Indonesia masih memiliki kemurnian NaCl yang rendah (<90%). Dampak dari penggunaan garam dengan kemurnian yang rendah adalah kerugian di industri pengguna garam sebagai bahan baku. Rendahnya kemurnian NaCl yang dihasilkan disebabkan oleh sistem peladangan yang tidak benar dan juga tidak adanya maintain ekosistem peladangan garam. Pentingnya ekosistem adalah agar terciptanya interaksi biotik-biotik maupun biotik-abiotik pada ladang garam sehingga memungkinkan bagi bakteri-bakteri halofilik berwarna merah untuk tumbuh pada ladang garam. Bakteri halofilik ini merupakan salah satu komponen biotik yang sangat berpengaruh dalam proses peladangan garam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bakteri halofilik yang telah terimmobilisasi dalam meningkatkan kemurnian NaCl pada peladangan garam. Aplikasi ini dilakukan di ladang garam dengan 3 perlakuan yaitu 1 perlakuan peladangan menggunakan bakteri halofilik terimmobilisasi, 1 kontrol positif berupa peladangan garam tanpa pemberian bakteri terimmobilisasi namun dilakukan peladangan secara benar, 1 kontrol negatif berupa peladangan garam tanpa pemberian bakteri halofilik dan dilakukan peladangan secara tradisional. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dan setiap perlakuan/pengulangan dilakukan pada lahan dengan luasan 1,5m x 4m dan tinggi muka air 9cm, dan parameter yang di ukur adalah kemurnian NaCl, Na, Cl, Mg, Kadar air dan bentuk kristal garam yang dihasilkan. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan kemurnian NaCl perlakuan dengan bakteri halofilik memiliki kemurnian rata-rata 94,15% kadar Na 37,04% Cl 57,11% Mg 1,07% kadar air 7,05% dengan bentuk kubus besar, kontrol positif menghasilkan NaCl 90,36% dengan Na 35,55% Cl 54,81 Mg 2,247% kadar air 11,09 dan bentuk kristal kubus kecil dan kontrol negatif menghasilkan NaCl 88,33% Na 34,75% Cl 53,58% Mg 2,09% kadar air 11,89% kristal berbentuk cone/piramida. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan bakteri halofilik terimmobilisasi dan teknik peladangan yang benar pada proses peladangan garam menghasilkan garam NaCl dengan kemurnian lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) Ke-4id_ID
dc.titleAplikasi Bakteri Halofilik Berwarna Merah Terimmobilisasi dalam Meningkatkan Kualitas Garam dalam Proses Produksi Garam berbasis Air Lautid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record