Kelimpahan dan Kesamaan Jenis Aves Serta Status Konservasi di Taman Hutan Raya Raden Soerjo, Jawa Timur 2019
View/ Open
Date
2019-04Author
Fadilah, Risky Lailatul Ayu
Mawardha, Fahrun Sahara
Marviella, Sephia Tiara
Amin, Muhammad Himan Fu'adil
Metadata
Show full item recordAbstract
Taman Hutan Raya Raden Soerjo merupakan salah satu kawasan konservasi yang menyimpan banyak sumber daya alam hayati berupa flora dan fauna, salah satunya adalah burung. Burung merupakan salah satu satwa yang dipergunakan sebagai penyeimbang ekosistem dan dapat dijadikan sebagai indikator kualitas hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan kesamaan serta status konservasi jenis burung di jalur jogging track dan jalur setapak menuju Gua Jepang Taman Hutan Raya Raden Soerjo, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4-7 Februari 2019 dengan menggunakan metode Indices Ponctuel d’Abondance (IPA). Kelimpahan jenis burung ditentukan dengan menghitung Indeks Kelimpahan menggunakan rumus Van Balen (1984) dan menentukan indeks kesamaan menggunakan Indeks Kesamaan Sorensen. Status konservasi jenis burung ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi dan mengacu pada International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Hasil penelitian ditemukan sebanyak 215 individu dari 33 spesies dengan sebanyak 110 individu dari 17 spesies pada jalur menuju Gua Jepang dan sebanyak 105 individu dari 16 spesies pada jalur jogging track. Nilai indeks kelimpahan tertinggi pada jalur menuju Gua Jepang dan jogging track ditemukan pada spesies Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster) dengan nilai berturut-turut sebesar 29% dan 27% dengan kategori dominan. Status konservasi jenis burung pada jalur Gua Jepang dan jalur Jogging Track terdapat 2 spesies dilindungi dengan status rentan adalah Luntur Harimau (Harpactes oreskios) dan Ciung-mungkal jawa (Chocoa azurea), 1 spesies tidak dilindungi dengan status hampir terancam adalah Takur tulung-tumpuk (Psilopogon javensis), dan 30 spesies tidak dilindungi dengan status berisiko kurang. Dari kedua jalur didapatkan indeks kesamaan sebesar 55% yang termasuk dalam kategori sedang.