dc.identifier.citation | [1] J. Park and E. Bouck, "In-school service predictors of employment for individuals with intellectual disability," Res Dev Disabil, vol. 77, pp. 68-75, Jun 2018. [2] F. E. Balcazar, J. Kuchak, S. Dimpfl, V. Sariepella, and F. Alvarado, "An empowerment model of entrepreneurship for people with disabilities in the United States," Psychosocial Intervention, vol. 23, pp. 145-150, 2014. [3] M. Renko, S. Parker Harris, and K. Caldwell, "Entrepreneurial entry by people with disabilities," International Small Business Journal: Researching Entrepreneurship, vol. 34, pp. 555-578, 2016. [4] J. Wiklund, B. Nikolaev, N. Shir, M.-D. Foo, and S. Bradley, "Entrepreneurship and well-being: Past, present, and future," Journal of Business Venturing, vol. 34, pp. 579-588, 2019. [5] F. R. Blass and D. J. Ketchen, "So, you want to be an entrepreneur? Lessons from the Entrepreneurship Bootcamp for Veterans with Disabilities," Business Horizons, vol. 57, pp. 5-9, 2014. | id_ID |
dc.description.abstract | Setiap anak memiliki hak yang sama untuk berkarya dan mengekspresikan diri, termasuk bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memiliki hak untuk dapat memiliki kehidupan yang baik. Pembinaan dan pendampingan yang tepat dapat memberikan bekal kehidupan yang lebih baik. ABK yang terampil dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan bahkan dapat berkarya lebih dapat memberikan dampak yang luar biasa bagi pribadi, keluarga atau lingkungan sekitarnya. Program kemandirian siswa ABK dapat terwujud dengan kerjasama erat dari semua stakeholder. Pihak keluarga, sekolah, eksternal seperti YPAC, BLK, Komunitas Dunia Usaha, komite wali siswa dan perguruan tinggi dengan berbagai kontribusi bagi pembentukan kemandirian siswa ABK. Program kewirausahaan untuk penyandang cacat dapat dilakukan melalui pemberdayaan dan memfasilitasi swasembada ekonomi bagi penyandang cacat. Model ini berupa kursus tentang cara menulis rencana bisnis, bimbingan bisnis, bantuan teknis, hibah bisnis baru, dan bantuan dari inkubator bisnis. Kebutuhan pendampingan teknologi pangan bagi divisi pelatihan tata boga dan kebutuhan peralatan cuci motor dapat menjadi focus dari program pembinaan kemandirian ABK selanjutnya. | id_ID |