Makna Ideasional dalam Sajak-Sajak Chairil Anwar Bertema Patriotik
Abstract
Chairil Anwar sebagai salah satu penyair besar Indonesia banyak melahirkan
sajak-sajak fenomenal yang selalu menarik untuk terus ditelaah. Telaah karya
sastra dalam perspektif linguistika pada makalah ini berusaha melihat pemaknaan
teks sastra dari sisi lain, khusunya pada makna ideasional dalam tiga buah sajak
yang bertema patriotik, yaitu “Diponegoro,” “1943,” dan “Kerawang-Bekasi.”
Makna ideasional dalam pendekatan linguistik sistemik fungsional merujuk pada
enam tipe proses, yaitu material, mental, verbal, perilaku, relasional, dan
eksistensiall. Penyibakan makna ideasional direalisasikan melalui fungsi
predikatif pada tataran klausa. Fungsi predikatif dalam telaah tata bahasa
menunjukkan suatu ide atau gagasan seseorang yang diekspresikan melalui sarana
komunikasi baik lisan maupun tulisan. Fungsi ini merupakan aspek vital manusia
dalam menyampaikan tujuan sosialnya karena merefleksikan posisi, pendirian,
dan bahkan ideologi seseorang dalam menyikapi suatu peristiwa. Sebagaimana
yang terkandung dalam ketiga puisi tersebut, Chairil Anwar berusaha
mengekspresikan ide dan keinginan sosialnya yang teklepas dari konteks sosiokultural
pada saat sajak itu diciptakan. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa terpilih
telah melakukan peranannya sesuai dengan fungsi dan tujuan sosialnya.