dc.identifier.citation | Departemen Pekejaan Umum, 1971. “Peraturan Umum bahan BangunanIndonesia (PBI)”, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan diIndonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Haryadi, 2011. Uji Kuat Lentur Dinding Dari Tulangan Anyaman Bambu YangDiplester. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Muhammadiyah Surakarta. Morisco., 1996, Bambu sebagai Bahan Rekayasa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Morisco, 1999. “Rekayasa Bambu”, Nafiri, Offset, Yogyakarta Mulyono, Tri, 2004. Teknologi Beton. Andi Offset. Yogyakarta. Murdock, L.J, dan K.M.Brook, 1999. Bahan dan Praktek Beton, terjemahanHindarko, S, Penerbit Erlangga, Jakarta. Prabowo, T, 2012. “Tinjauan Kuat Lentur Dinding Panel Dengan TulanganAnyaman Bambu Antara Yang Diplester Dengan Yang Dicor”,Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, UniversitasMuhammadiyah Surakarta, Surakarta Rofiq, M. S., 2010. Model Sambungan Dinding Panel Dengan Agregat PecahanGenteng Tanpa Menggunakan Pasir, Tugas Akhir, Jurusan TeknikSipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tjokrodimuljo, K., 1996. Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas TeknikUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Winarso, A, 2011. Tinjauan Kuat Lentur Rangkaian Dnding Panel DenganPerkuatan Tulangan Bambu Yang Menggunakan Agregat PecahanGenteng, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yap, F., 1983, Bambu Sebagai Bahan Bangunan, Departemen Pekerjaan UmumDirektorat Jendral Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan MasalahBangunan, Bandung. | id_ID |
dc.description.abstract | Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari pasangan bata merah yang dilapisi dengan mortar. Dinding dari pasangan bata merah punya banyak kelemahan, seperti pekerjaan lama, boros tenaga kerja, dan berat volume yang cukup tinggi, sehingga dapat memperat massa gedung yang pada akhirnya menambah beban gempa.Untuk itu dibuatlah alternatif pengganti dinding pasangan batu bata dengan menggunakan dinding panel tulangan anyaman bambu dengan agregat pecahan genteng yang lebih tipis, ringan dan memiliki kekuatan yang tidak kalah dari dinding pasangan batu bata, bahkan kekuatan dari dinding panel ini bisa melebihi dari dinding batu bata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tebal optimum dinding panel yang kekuatannya setara dengan kekuatan dinding dari pasangan batu bata ukuran 14 cm x 50 cm x 120 cm, serta mengetahui perbandingan kekakuan keduanya. Dinding panel dengan tulangan anyaman bambu dibuat dengan 3 variasi ketebalan yang berbeda, yaitu 9 cm, 10 cm, dan 11 cm dengan ukran panjang dan lebar sama, yaitu 50 cm x120 cm, tiap masing-masing variasi dibuat 3 benda uji. Sebagai pembanding, juga dibuat dinding pasangan batu bata ukuran 14x50x120 cm sebanyak 3 benda uji. Perencanaan campuran adukan beton dengan metode SNI-15-1990-03, dengan faktor air semen 0,40. Pengujian dilakukan ketika benda uji berumur 44 hari.Hasil pengujian kuat tekan silinder beton didapat nilai rata-rata sebesar 18,440 MPa. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa dinding panel menggunakan tulangan anyaman bambu dengan tebal 9 cm memiliki kekuatan lentur dalam hal ini diukur dari beban retak awal yang nilainya mendekati dengan momen retak awal dinding batu bata tebal 14 cm, yaitu sebesar 8,800 kN untuk dinding panel tebal 9 cm, dan 9 kN untuk dinding pasangan batu bata. Untuk berat satuan, diperoleh nilai sebesar 2,192 ton/m3 untuk pasangan batu bata, dan 1,573 ton/m3 atau memiliki selisih 28,2 %. Sedang dari perbandingan kekakuan, diperoleh kekakuan 5773,81 N/mm untuk dinding panel tebal 9 cm, dan 6002 N/mm untuk dinding pasangan batu bata. | id_ID |