Show simple item record

dc.contributor.authorHakim, Erwin Hilman
dc.contributor.authorDarmawan, Darwis
dc.contributor.authorMulyanie, Erni
dc.date.accessioned2019-10-19T02:35:48Z
dc.date.available2019-10-19T02:35:48Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.citationArsyad Sitanala. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press Desa Bojongkapol 2018. Profil Desa Bojongkapol 2018. Tasikmalaya Dibyosaputra, Suprapto. 1999. Longsor lahan di Deerah Kecamatan Samigaluh Kabubupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Majalah Geografi Indonesia UGM. Faizana, Fina, dkk. 2015. Pemetaan Resiko Bencana Tanah Longsor Kota Semarang. Jurnal Geodesi Undip. Vol : 4, No.1, 233-234. Mintarjo, Sri. 2018. Waspadai Tanah Longsor. Bandung : Pakar Raya Nasih. Ichsan Invanni. 2014. Identifikasi Daerah Rawan Bencana Longsor Lahan sebagai Upaya Penanggulangan Bencana di Kabupaten Sinjai. Jurnal Sainsmat. Vol : 3 No.2, 109 – 121. Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Bencana Disaster Management). Jakarta : Dian Rakyat. Saputra, I Wayan dkk, 2015 Analisis Risiko Bencana Tanah Longsor di Kecamatan Sukasada Kabupten Buleleng. Jurnal Ecotrophic. Vol : 10, No.1, 54 – 61. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penggulangan Bencana Peraturan Menteri Nomor 22/Prt/M/2007 Tentang Kawasan Rawan bencana Longsor. Departemen Pekerjaan Umum Jenderal Penataan Ruang.id_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-243-7
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/11603
dc.description.abstractDesa Bojongkapol Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya memiliki kondisi morfologi perbukitan dan secara geologis berada pada jalur gunungapi tua yang telah mengalami pelapukan yang kuat dengan ketinggian rata-rata daerah 600 Mdpl. Kondisi demikian daerah tersebut sering mengalami bencana longsor, meskipun bencana yang telah terjadi tidak menimbulkan korban jiwa tetapi kerusakan lahan dan permukiman relatif sangat besar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengidetifikasi zona rawan bencana longsor dan upaya penataagunaan lahan di Desa Bojongkapol Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey lapangan, overlay (tumpang susun) data spasial berupa kemiringan lereng, geologi struktur, curah hujan, pengunaan lahan dan wawancara kepada masyarakat. Hasil penelitian bahwa Desa Bojongkapol Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan zonasi rawan bencana longsor termasuk katagori sangat rawan 1.244,56 Ha atau (38,69%) digunakan untuk lahan perkebunan (39,76%), hutan (28,40%), sawah (28,04%), permukiman (2,09%), tegalan (1,49%), semak belukar (0,22%). Rawan 1.959,87 Ha atau (60,93%) digunakan untuk lahan semak belukar (65,43%), hutan (29.04%), perkebunan (4,86%), sawah (0,46%), tegalan (0,11%), permukiman (0.10%). Cukup rawan 11.94 Ha atau (0,37%) digunakan untuk lahan semak belukar (93,06%), hutan (6,94%). Oleh karena itu, Desa Bojongkapol Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar wilayahnya termasuk katagori sangat rawan dan rawan, terutama pada daerah tersebut masyarakat yang menggunakan lahan berupa lahan terbangun harus direlokasi ke tempat yang cukup rawan dengan tetap memperhatikan aspek bangunan dan struktur bangunan serta perlunya pengetahuan mengenai mitigasi bencana, selain itu pada kedua katagori lahan tesebut tidak boleh digunakan sebagai penggunaan lahan intensif terutama pada lahan yang memiliki kemiringan lereng yang sangat curam dan lebih baik untuk dihutankan.id_ID
dc.language.isootherid_ID
dc.publisherProsiding Seminar Nasional Geografi UMS X 2019id_ID
dc.titleZonasi Rawan Bencana Longsor sebagai Upaya Penatagunaan Lahan di Desa Bojongkapol Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalayaid_ID
dc.typeArticleid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record