Analisis Peranan IPAL dalam Strategi Penanganan Limbah Industri Batik di Kota Pekalongan
View/ Open
Date
2019Author
Fajar, Mutiara
Mediani, Asti
Finesa, Yaumil
Metadata
Show full item recordAbstract
Kota Pekalongan terletak di Pantai Utara Pulau Jawa, dengan letak astronomis antara
6°50’44’’LS dan 109°37’55’’ BT serta 6°55’44’’ LS dan -109°42’19’’ BT. Pada tahun 2011 tingkat
kepadatan penduduk Kota Pekalongan mencapai 7.027 orang/km2 dengan 76% dari penduduk
Kota Pekalongan bekerja di sektor industri yang 69,5% diantaranya bekerja di industri batik.
Jumlah industri pada tahun 2011 mencapai 2.916 unit yang mencakup industri kecil hingga
industri besar. Sebanyak 99,8% industri di Kota Pekalongan didominasi oleh industri kecil
dengan 83,1% diantaranya bergerak dibidang industri tekstil batik atau printing. Dari
keseluruhan industri batik di Kota Pekalongan, hanya 0,6% industri yang memiliki instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) batik dan selebihnya mengalirkan air limbah batiknya ke badan
air (saluran drainase dan kali). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada tahun 2003,
pemerintah Kota Pekalongan telah membangun IPAL batik di Kelurahan Jenggot dan pada
tahun 2009 dibangun IPAL batik di Kelurahan Kauman. Akan tetapi, lokasi dan kapasitas
IPAL tersebut dinilai kurang efektif dalam menanggulangi debit air limbah batik diseluruh
Kota Pekalongan yang mencapai 3.131/hari untuk itu tujuan penulis adalah mengkaji tentang
peranan IPAL dalam Strategi Penanganan Limbah Industri Batik Di Kota Pekalongan, metode
yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis kompleks wilayah.