dc.contributor.author | Dini, Ahdana Sabila | |
dc.contributor.author | Saputra, Aditya | |
dc.date.accessioned | 2019-10-21T02:56:24Z | |
dc.date.available | 2019-10-21T02:56:24Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.identifier.citation | BAPPENAS. (2006). Penilaian Awal Kerusakan dan Kerugian Bencana Alam di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Jakarta. Corbane, Christina dkk (2011). A Comprehensive Analysis of Building Damage in the 12 January 2010 Mw 7 Haiti Earthquake Using High-Resolution Satellite and Aerial Imagery. Photogrammetic Engineering & Remote Sensing. Vol. 77, No.10, Oktober. Lelean, Yurdinus Panji (2011). Penerapan Metode Cepat Penaksiran Risiko Bangunan Terhadap Bahaya Gempabumi Studi Kasus Kota Palu, Sulawesi Tengah. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. Maengga, Purwanto. (2011). Arsitektur Tahan Gempa. Media Matrasain. Vol 8, No 2, Agustus. Saputra, Aditya (2017). Seismic Vulnerability Assessment of Residential Buildings using Logistic Regression and Geographic Information System (GIS) in Pleret, Sub District (Yogyakarta, Indonesia). Geoenvironmental Disasters. Vol.4, Isu 1, Artikel 11, Desember. UNOSAT (2018). Indonesia: Comprehensive Satellite Detected Building Damage Assessment Overview as of 19 October 2018. http://www.unitar.org/unosat/node/44/2855 diunduh 28 Oktober 2018. | id_ID |
dc.identifier.isbn | 978-602-361-243-7 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/11624 | |
dc.description.abstract | Gempabumi memiliki daya rusak yang tinggi terhadap bangunan yang berada di permukaan
akibat adanya gelombang seismik. Kerusakan bangunan merupakan penyebab tingginya angka
kematian dan korban luka akibat gempabumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kerusakan, distribusi spasial dan menganalisis tingkat kerusakan bangunan tempat tinggal di
Kecamatan Palu Barat akibat gempabumi tahun 2018. Interpretasi citra IKONOS dilakukan
untuk mengetahui tingkat kerusakan bangunan tempat tinggal. Penelitian ini menggunakan skala
European Macroseismic Scale (EMS) tahun 1998. Dari 379 bangunan tempat tinggal yang divalidasi
hanya 13 yang masuk dalam skala 5, 8 yang berada pada skala 4, 11 yang berada pada skala 3, 5
yang berada pada skala 2, dan sisanya berada pada skala 1 dan tidak mengalami kerusakan sama
sekali. Struktur bangunan dan jarak lokasi terhadap suatu patahan aktif merupakan faktor yang
mempengaruhi tingkat kerusakan bangunan tempat tinggal. Bangunan tempat tinggal dengan
struktur batu bata diperkuat diafragma kaku (RM2) merupakan struktur yang paling banyak
mengalami kerusakan. Jarak patahan Palu-Koro dengan wilayah yang mengalami kerusakan yaitu
sekitar 2,4 km yang berada di Kelurahan Lere. Selain itu, kerusakan yang terjadi pada bangunan
tempat tinggal di Kecamatan Palu Barat memiliki pola memanjang yang menyerupai pola patahan
Palu-Koro. Hasil uji akurasi menunjukan bahwa 58% hasil interpretasi yang dilakukan sesuai
dengan survei lapangan, sehinga interpretasi kerusakan bangunan tempat tinggal sebaiknya
dilakukan dengan pengamatan lapangan. | id_ID |
dc.language.iso | other | id_ID |
dc.publisher | Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS X 2019 | id_ID |
dc.title | Analisis Kerusakan Bangunan Tempat Tinggal Akibat Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Palu Barat Kota Palu Tahun 2018 | id_ID |
dc.type | Article | id_ID |