dc.identifier.citation | Bemmelen, R.W. Van. 1949. “Geologi Indonesia”, Jilid 1A Geologi Umum Bab-I. Jogjakarta: Tjepat. BPS. 1990. “Sensus Penduduk Tahun 1990”. Jakarta : Biro Pusat Statistik. . 1991. “Jawa Tengah dalam Angka 1991”. Biro Pusat Statistik Jawa Tengah. Bintarto, R. 1976. “Interpretasi Foto Udara Dan Studi Kekotaan”. Jogjakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. . 1989. “Interaksi desa-kota dan permasalahannya”. Jakarta : Ghalia Indonesia. . 1997. “Pengantar Geografi Kota”. Jogyakarta : Up Spring Jogjakarta. Danuarti, dini. 2003. “Penggunaan Foto Udara Untuk Penentuan Lokasi Tempat Penampungan Sementara di Daerah Perkotaan Bantul”. Skripsi S-1. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Dewi, Anggraini. 2000. “Penggunaan Foto Udara Dan SIG Untuk Mengkaji Kualitas Pernukiman Dalam Hubungannya Dengan Air Minum”. Skripsi S-1. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Hadi, Bambang Saeful. “Penggunaan Foto Udara Untuk Evaluasi Perubahan Kualitas Permukiman Kota (Kasus di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta”). Thesis S-2. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Hauser, P.M., Gardner, R.W., Laquian A.A., El-Shakhs, S. 1985. “Penduduk dan Masa Depan Perkotaan”. Studi Kasus Di Beberapa Kota. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Ismadi, Kelik Tri. 2001. “Penggunaan foto udara dan sistem informasi geografis untuk penilaian rekomendasi prioritas perbaikan kualitas lingkungan pemukiman di sebagian kota salatiga”. Skripsi S-1. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Leibo, Jefta. 2004. “Problem Perkotaan Dan Konflik Sosial”. Sebuah Perspektif Sosiologi. Jogjakarta : Institut Pengembangan Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia. Lillesand dan Kiefer. 1990. “Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra”. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press. Lo, C.P. 1996. “Penginderaan Jauh Terapan”. Jakarta : Universitas Indonesia. Marwasta, Djaka. 2001. “Perkembangan Permukiman Kumuh Di Kota Yogyakarta Tahun 1970 – 2001”. forum Geografi vol. 5 no.1 juli 2001. Surakarta : Universitas Muhammadyah Surakarta. Pannekoek, A.J. 1949. “Garis – garis Besar Geomorfologi Pulau Jawa”. Jakarta : FM-IPA Universitas Indonesia. Purwadhi, F. Sri Hardiyanti. 2002. “Deteksi Permukiman Kumuh dari Citra Ikonos”. Jurnal Geografi 4 Juli 2002. Jakarta : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. Pradinata, Dety Eka. 2004. “Kajian Agihan Permukiman Kumuh Dari Citra Satelit Ikonos Di Kota Jogjakarta”. Skripsi S-1. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Sudarsono, J. Widiyanti. 1998. “Demografi”. BPK FKIP IPS Geografi. Surakarta : UNS Press. Soeharjono., Amien, M., Soedarjo. 1978. “Pengaruh Migrasi Penduduk Terhadap Perkembangan Kebudayaan Daerah Jawa Tengah”. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Soekanto, Soerjono. 1985. “Kamus Sosiologi”. Jakarta : Rajawali. Suharyadi. 1989. “Studi Assesibilitas Zona Permukiman Dengan Sistem Informasi Geografis, Seminar Manfaat Perkembangan Teknologi Survei Dan Pemetaan Untuk Pengelolaan Wilayah, 26 Agustus 1989”. Jogjakarta : Universitas Gadjah Mada. Sutanto. 1978. “Dasar – dasar Interpretasi foro Udara”. Jogjakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. . 1982. “Pola Kota Dan Permasalahannya”. Jogjakarta : Universitas Gadjah Mada. . 1979. “Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra”. Jogjakarta : Universitas Gadjah Mada. . 1994. “Penginderaan Jauh (Jilid 1 dan 2)”. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press. Undang – Undang No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. Utomo, Is Hadri. 2000. “Pemberdayaan Masyarakat Miskin Dalam Implementasi Proyek Peremajaan Permukiman Kumuh di Bantaran Sungai Kali Anyar Mojosongo”. Laporan Penelitian. Surakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret. Yunus, Hadi Sabari. 1989. “Subject Matter Dan Metode Penelitian Geografi Permukiman Kota”. Jogjakarta : Fakultas Geografi – Universitas Gadjah Mada. | id_ID |
dc.description.abstract | Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang dan
bertujuan untuk : [1] Mengetahui kualitas permukiman, [2] Menyajikan sebaran permukiman
kumuh dalam bentuk peta, [3] Menentukan prioritas perbaikan permukiman kumuh.
Foto udara dan data terestrial digunakan sebagai sumber data utama. Foto udara digunakan
sebagai penduga awal kualitas permukiman secara visual, sedangkan data terestrial digunakan
untuk penduga awal kualitas permukiman kumuh di lapangan dan juga digunakan untuk
pengujian ketelitian foto udara. Data sekunder didapat dari monografi penduduk, Peta Rupa
Bumi Indonesia, dan dokumentasi.
Pengambilan sampel dilakukan pada saat pengujian interpretasi dan ketelitian foto udara.
Sampling dilakukan dengan teknik Landscape Based Sampling dengan dasar pengambilan sampel
Area Sampling. Sampling dipilih pada setiap blok permukiman berdasarkan pola dan tingkat
kepadatan permukiman, sehingga dari masing – masing blok permukiman diharapkan terwakili
kemudian diambil sampel secara proporsional.
Analisis pengharkatan (skoring) digunakan untuk menentukan tingkat kekumuhan dan tingkat
kualitas permukiman berdasarkan kelas kriteria dari setiap variabel – variabel bebas. Variabel
bebas ada dua, variabel dari foto udara yaitu pola permukiman, kepadatan permukiman, ukuran
rumah, lebar jalan, dan jaringan jalan internal, sedangkan varabel di lapangan yaitu kualitas jalan
dan bahaya banjir. Setiap variabel memiliki nilai pembobot masing – masing. Untuk mengetahui
kelas kualitas lingkungan tiap blok, seluruh nilai variabel beserta nilai pembobotnya dijumlahkan.
Hasil penelitian menujukkan bahwa : [1] Permukiman di daerah penelitian memiliki kelas kualitas
permukiman II (agak kumuh) dan kelas kualitas permukiman III (kumuh). [2] Lingkungan
permukiman agak kumuh memiliki luas 20,687 ha (57 %) meliputi RW 1, RW 3, RW 4, RW 5,
RW 6, RW 8 dan RW 12, sedangkan lingkungan permukiman kumuh memiliki luas 15,601 ha
(42,99 %) meliputi RW 1, RW 2, RW 7, RW 9, RW 10, dan RW 10. [3] Luas daerah yang mendapat
prioritas I di wilayah RW 1 1 dengan luas 2,859 ha, prioritas II terdapat pada RW 3, RW 4, RW
5, RW 6, RW 7, RW 8, RW 9, RW 10 dan RW 12 dengan luas 21,209 ha, prioritas III terdapat di
wilayah RW 1, RW 2, RW 7, RW 8 dengan luas 12,22 ha. | id_ID |