Pengaruh Variasi Penambahan Lempung pada Tanah Pasir terhadap Sudut Tenang
View/ Open
Date
2019Author
Listyawan, Anto Budi
Wiqoyah, Qunik
Setyorini, Shely Eka
Metadata
Show full item recordAbstract
Butiran pasir dapat ditemukan di daerah pesisir pantai, sungai, dan lereng gunung berapi. Salah satu
material yang berada di lereng yaitu campuran pasir-lempung. Untuk mengantisipasi terjadinya
longsor di lereng dibutuhkan dinding penahan, untuk mendesain strukturnya membutuhkan data sudut
tenang. Berdasarkan hasil uji pendahuluan tesebut maka perlu adanya penelitian ini dengan
mengetahui nilai sudut tenang campuran pasir-lempung, menggunakan dua jenis pasir yaitu pasir
merapi dan pasir pantai. Penelitian yang dilakukan dengan mencampur pasir tersebut dengan lempung
dengan persentase 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, variasi tinggi jatuh penuangan 15 cm, 25 cm,
35 cm, dan perbedaan kekasaran dasar permukaan. Sudah dilakukan pengujian untuk mengetahui jenis
pasir menurut klasifikasi USCS dengan hasil untuk kandungan lempung 0%, 5%, 10%, 15% termasuk
pasir bergradasi buruk (SP) sedangkan untuk kandungan lempung 20%, 25%, 30% termasuk pasir
berlempung (SC). Berdasarkan pengujian modulus halus butir menunjukkan pasir pantai memiliki
butiran lebih halus daripada pasir merapi. Hasil uji sudut tenang menunjukkan bahwa semakin besar
kandungan lempung didapatkan nilai sudut tenang yang semakin besar, dikarenakan ketika kadar
lempung semakin banyak menimbulkan gesekan yang tidak terlalu besar karena sifat lempung sudah
mulai dominan terhadap benda uji sehingga terbentuk timbunan yang semakin curam. Berbanding
terbalik dengan tinggi jatuh penuangan yang semakin besar membuat nilai sudut tenang semakin kecil
dikarenakan dengan tingginya penuangan benda uji maka ketika benda uji jatuh menyentuh dasar
permukaan menimbulkan kejutan yang besar yang membuat diameter benda uji melebar dan
menghasilkan timbunan yang lebih landai. Hasil terakhir dengan semakin kasarnya dasar permukaan
membuat nilai sudut tenang semakin besar dikarenakan semakin kasar permukaan yang digunakan
maka koefisien gesek yang ditimbulkan akan semakin besar sehingga gesekan antara permukaan
dengan material timbunan hanya berlangsung sebentar kemudian membentuk timbunan dengan
diameter yang kecil dan tinggi timbunan yang curam.