KETUHANAN DALAM TEOLOGI ISLAM: MENELUSURI PEMIKIRAN FILOSOFIS MUSYA ASY‘ARI
Abstract
Tradisi perbincangan tentang Tuhan ini dalam studi keilmuan Islam
biasanya dibahas dalam teologi. Di dalam kajian teologi ini, banyak
tokoh intelektual mencoba memperbincangkan persoalan-persoalan yang
terkait dengan Tuhan, termasuk diantaranya Musa Asy’ari yang menjadi
kajian dalam makalah ini. Kesimpulan yang didapat dalam kajian pemikiran
filosofis konsep ketuhanan dalam teologi Islam versi Musa asy‘ari
adalah eksistensi Diri Tuhan dalam pemikran Musa itu tidak akan bisa
dijangkau oleh akal manusia. Mengapa demikian? Oleh karena Diri
Tuhan itu Mutlak dan tak terbatas, yang bisa dijangkau oleh manusia
adalah wujud eksistensiNya yang ada dalam permukaan bumi ini. Itulah
relatifitas diri manusia. Dengan demikian, Tuhan yang dikonsepsikan
dan dipersepsikan itu bukan Tuhan yang sebenarnya. Diri manusia yang
relatif itu dapat melakukan perjumpaan dengan Tuhan melalui pengalaman
spiritual yang diperolehnya, misalnya, ketika melakukan shalat.
Dalam perjumpaan melalui shalat itu, yang ditemui sebagai wujud spiritual
adalah komitmen kepada ihsan, yaitu kebenaran dan kemanusiaan.
Kedua hal ini bukan Tuhan karena itu tidak akan disembah. Semakin
manusia itu intens dalam menghampiri Tuhan melalui pengalaman
spiritualnya maka semakin luas amal shaleh yang dilakukan. Dalam
perspektif ini, peradaban yang muncul ke permukaan bukan perusakan.