dc.identifier.citation | Almatsier, S. (2006). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Andriani, R., Purwanto, B., & Adriani, M. (2019). Uji Psikomotor Waktu Reaksi pada Siswa yang Sarapan dan Tidak Sarapan. 3(1). doi: 10.2473/amnt.v3i1.2019.7-12 Atiqoh, J., Wahyuni, I., & Lestantyo, D. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Konveksi Bagian Penjahitan di CV. Aneka Garment Gunungpati Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 2(2), 119-126. Boediono. (1989). Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE. Boucher, L., Stuphorn, V., Logan, G., Schall, J., & Palmeri, T. (2007). Stopping eye and hand movements: are the processes independent?. Percept Psychophys. 69:785– 801. Elo, A.-L., Dallner, M., Gamberale, F., Hottinen, V., Knardahl, S., Lindstrom, K., & Orhede, E. (2000). Validation of the Nordic Questionnaire for Psychological and Social Factors at Work—QPSNordic. Nordic Council of Minister. Hernandez, J. L. (2016). Relationship between Workload and Fatigue among Mexican Assembly Operators. International Journal of Physical Medicine & Rehabilitation, 315. Kosinski. (2014). A Literature Review on Reaction Time Available. Nofita, S., Salatoen, C. B., & Prabaswari, A. D. (2019). Analisis Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Kecepatan Reaksi Calon Asisten Laboratorium XYZ. Seminar dan Konferensi Nasional IDEC, 1-5. Putri, R. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Tkbm Di Pelabuhan Pekanbaru Tahun 2015. The Factors Related With Occupational Fatigue On Tkbm Workers In Port Pekanbaru 2015. Rizqiansyah, M. Z., Hanurawan, F., & Setiyowati, N. (2017). Hubungan antara Beban Kerja Fisik dan Beban Kerja Mental berbasis Ergonomi terhadap Tingkat Kejenuhan Kerja pada Karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Surabaya Gempol. jurnal sains teknologi, 37-42. Suma’mur. (1999). Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakata: CV Haji Masagung. Syafitri, A., Supatmo, Y., & Indraswari, D. (2017). Perbedaan waktu reaksi tangan antara cabang olahraga permainan dan bela diri. 6(2), pp.177–187. Tarwaka. (2013). Ergonomi Industri, Dasar-Dasar Pengetahuan dan Aplikasi di Tempat Keja. Surakarta: Harapan Press. Travis, W. A., & John M, B. (1980). Introduction:An Historical Background Sketch In Welford Reaction Time. London ; New York: Academic Press. Verawati, L. (2016). Hubungan Tingkat Kelelahan Subjektif dengan Produktivitas pada Tenaga Kerja Bagian Pengemasan di CV Sumber Barokah. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 51-60. | id_ID |
dc.description.abstract | Aktivitas fisik yang terlalu besar dan tidak berbanding lurus dengan kemampuan seseorang
secara kumulatif dapat menimbulkan kelelahan kerja. Aktifitas fisik yang dilakukan adalah
treadmill selama lima menit dengan kecepatan sedang. Hasil kuesioner SOFI berdasarkan
perhitungan yaitu nilai rata-rata pada kurangnya energi pre-test serta post-test adalah 4 dan
4,8, pada aktivitas fisik pre-test serta post-tes adalah 2 dan 2,2, pada ketidaknyamanan fisik
pre-test serta post-tes adalah 3,75 dan 3, pada kurangnya motivasi pre-test serta post-tes
adalah 4,75 dan 4,5, pada rasa kantuk pre-test serta post-tes adalah 5 dan 4,8. Pada kelelahan
tertinggi yaitu pada dimensi kurangnya motivasi pada saat pre-test dengan presentase nilai
4,75. Selanjutnya hasil waktu reaksi dilakukan pengujian berupa perbandingan pre-test dan
post-test. Perbandingan signifikansi antara nilai waktu reaksi pre-test dan post-test sebesar
0,142 > 0,05 sehigga diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kelelahan antara
sebelum dilakukannya test dan sesudah dilakukannya test. Selain menggunakan uji paired
sample t-test dilakukan juga perbandingan rata-rata untuk semua responden. Didapatkan hasil
untuk pre-test sebesar 0,42 detik dan post-test sebesar 0,45 detik. Berdasarkan nilai rata-rata
tersebut diketahui bahwa perbedaan antara pre-test dan post-test sangat kecil. | id_ID |