Faktor Lingkungan Abiotik dan Kejadian Leptospirosis pada Tikus di Desa Lalombi Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah
View/ Open
Date
2020-07Author
Tolistiawaty, Intan
Hidayah, Nurul
Widayati, Anis Nur
Metadata
Show full item recordAbstract
Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan bakteri Leptospira sp. dan bersifat zoonosis atau bisa menular dari hewan ke manusia. Reservoir utama dalam penularan Leptspirosis adalah tikus. Manusia dapat terinfeksi apabila kontak dengan urin tikus yang terinfeksi atau air dan makanan yang terkontaminasi bakteri Leptospira sp. Pada tahun 2019 dilaporkan adanya tikus yang terinfeksi leptospirosis di Kabupaten Donggala. Hal tersebut menjadi kewaspadaan karena tidak menutup kemungkinan akan terjadinya penularan ke manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tikus yang tertangkap dan parameter lingkungan abiotik di Kabupaten Donggala. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan September sampai November 2019 di Desa Lalombi, Kabupaten Donggala. Penangkapan tikus dilakukan selama tiga malam berturut-turut menggunakan 100 perangkap yang disebar di rumah warga dan kebun – kebun disekitar pemukiman warga. Pada penelitian juga dilakukan pengukuran parameter lingkungan abiotik, yaitu pH tanah, suhu, dan kelembaban. Hasil pemasangan perangkap didapatkan sebanyak 32 ekor tikus (trap success 10,67%). Jenis tikus yang tertangkap adalah Rattus tanezumi (32 ekor). Jumlah tikus yang terinfeksi leptospirosis sebanyak 7 ekor (21,87%). Hasil pengukuran parameter lingkungan abiotik di Desa Lalombi di daerah pemukiman warga yaitu pH tanah 6, suhu 32,05oC, dan kelembaban 43%. Pengukuran parameter lingkungan di daerah kebun, pH tanah 6,5, suhu 31,7oC, dan kelembaban 48,5%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lingkungan abiotik Desa Lalombi berpotensi dalam penularan leptospirosis, sehingga perlu diwaspadai adanya penularan leptospirosis ke manusia.