Pengaruh Pengadukan, Konsentrasi, dan Jenis Pelarut Kitosan terhadap Karakterisasi Nanopartikel Kurkumin dari Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dengan Metode Gelasi Ionik
View/ Open
Date
2020-07Author
Syahbani, Pratiwi Ayu
Wibowo, Windy Aprilia Putri
Farinda, Ataya Azura
Abdillah, Hamid
Metadata
Show full item recordAbstract
Nano teknologi merupakan sebuah teknologi yang menggunakan skala nano atau sepermilyar meter. Temulawak adalah tanaman obat asli Indonesia yang kaya khasiat. Rimpangnya mengandung kurkumin yang memiliki potensial klinik cukup besar. Untuk meningkatkan aplikasi potensialnya dalam hal klinis dilakukan salah satu strategi formulasi yaitu nanopartikel kurkumin temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Beberapa penelitian dalam kurun waktu tertentu telah banyak dilakukan dengan berbagai metode ultrasonikasi, cross linker, dan gelasi ionik. Dengan berbagai metode yang ada, metode gelasi ionik merupakan metode yang cukup sederhana. Penggunaan polimer dalam sebuah penelitian dapat memengaruhi sebuah reaksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakterisasi nanopartikel kurkumin apabila diberi beberapa perlakuan seperti, kecepatan dan lama pengadukan (300, 500, dan 700 rpm dengan waktu 60 menit) dan (30, 60, dan 90 menit dengan kecepatan 500 rpm). Variasi konsentrasi kitosan (0,02%; dan 0,03%), konsentrasi TPP (0,01%; dan 0,02%), dan perbandingan volume antara kitosan dan TPP (2,5:1, dan 5:1 ml). Variasi pelarutnya (asam asetat, asam format dan asam laktat) dan variasi konsentrasinya (0,02%; 0,03%; 0,04%; dan 0,06%). Kemudian karakterisasi nanopartikel kurkumin dilakukan dengan Particle Size Analyzer. Hasil dari pengujian didapatkan ukuran nanopartikel terbaik yaitu 79,4 nm dengan kecepatan pengadukan 500 rpm selama 90 menit, dan menggunakan asam asetat sebagai pelarut kitosan dengan konsentrasi 0,02%. Lama pengadukan, konsentrasi kitosan : TPP yang tepat, dan asam asetat sebagai jenis pelarut kitosan dianggap mampu menghasilkan ukuran nanopartikel yang kecil.