Show simple item record

dc.contributor.authorFauziati, Endang
dc.date.accessioned2012-04-30T14:34:15Z
dc.date.available2012-04-30T14:34:15Z
dc.date.issued2009-06
dc.identifier.citationAdjemian, C. 1976. “On the Nature of Interlanguage System.” Language Learning. 26: 297— 320. Beebe, Leslie M. (Ed.) 1990. Issues in Second Language Acquisition: Multiple Perspectives. London: Newbury House. Bialystok, Ellen 1984. “Strategies in Interlanguage Learning and Performance.” In Davies A; C. Criper and A.P.R. Howatt. (Eds.) Interlanguage. Edinburgh: E.U.P. 1984. 37—49.65 Bialystok, E. and Miller. B. 1999. “The Problem of Age in Second language Acquisition: Influences from Language, Structure, and Task”. Bilingualism: Language and Cognition. 2/2: 127—45. Bley-Vroman, Robert. 1990. “What is the Logical Problem of Foreign Language Learning.” In Gass, Susan and Schachter. 1990. Linguistic Perspectives on Second Language Acquisition. Cambridge: C.U.P. 41—67 Corder, S. P. 1982. Error Analysis and Interlanguage. London: Oxford University Press. Corder, S. P. 1992. “ A Role for Mother Tongue” In S. Gass and L. Selinker (Eds.) Language Transfer in Language Learning (18—31). Amsterdam: John Benjamin. Dickerson, Lonna. 1975. “The Learner’s Interlanguage as a System of Variable Rules”. TESOL Quarterly. 9/4: 401—407. Dulay, Burt, and Krashen. 1989. Language Two. Oxford: Oxford University Press. Grauberg, W. 1971. “An Error Analysis in German of First- Year University Students.” In G. Parren and J. Trim (Eds.) 1971: 257—263 Han, Zhaohong. 2004. Fossilization in Adult Second Language Acquisition. Toronto: Multilingual Matters. James, Carl. 1998. Errors in Language Learning and Use: Exploring Error Analysis. London: Longman. Johnson, J.S. and Newport, E.L. 1989. “Critical Period Effects in Second Language Learning: The Influence of Maturational State on the Acquisition of English as a Second Language. Cognitive Psychology 21, 60-99. Lenneberg, E.H. 1976. Biological Foundations of Language. New York: Wiley. Krashen, S.D. 1985. The Input Hypothesis: Issues and Implications. London: Longman. LoCoco, V. 1975. “An Analysis of Spanish and German Learners” Working Papers in Bilingualism. 7: 96—124. Mukattash, Lewis. 1987. “Persistence of Fossilization”. IRAL, 24/3: 187—203 Muranoi, Hitoshi. 2000. “Focus on Form through Interaction Enhancement: Integrating Formal Instruction into a Communicative Task in EFL Classrooms.” Language Learning, 50/ 4: 617—83. Saville-Troike, Muriel. 2006. Introducing Second Language Acquisition. Cambridge: C.U.P. Schachter, Jacquelyn. 1998. “Resent Research in Language in Language Learning Studies: Promise and Problems. Language Learning, 28/4: 557—583. Scovel, T. 1998. “A Critical Review of the Critical Period Research”. Annual Review of Applied Linguistics. 13/1: 1—18.Selinker, Larry. 1997. Rediscovering Interlanguage. London: Longman Sorace, A. 1993. “Incomplete vs. Divergent Representations of Unaccusativity in Non-native Grammars of Italian. Second language Research. 9/1:22—27. Spada, Nina. And Lightbown, P. 1999. “Instruction, L1 Influence and Developmental Readiness in Second Language acquisition. Modern Language Journal, 83: 1—22. Steinberg, Danny D. 1998. An Introduction to Psycholinguistics. London: Longman Tarone, Elaine. 1983. “Some Thoughts of the Notion of Communication Strategy.” In Clause Faerch and Gabriele Kasper (Eds.) 1983: 61—74. Thep-Ackrapong, T. 1990. Fossilization: A Case Study of Practical and Theoretical Parameters (Unpublished PhD Dissertation, Illinois State University) in Han, ZhaoHong. 2004. Fossilization in Adult Second Language Acquisition. Clevedon: Multilingual Matters Ltd Towell, Richard and Roger Hawkins. 1994. Approaches to Second Language Acquisition. Adelaide: Multilingual Matters Ltd. White, Lidya. and Genesee, F. 1996. “How Native is Near Native? The Issue of Ultimate Attainment in Adult Second Language Acquisition. Second Language Research. 12: 233—65. Yip, Virginia. 1995. Interlanguage and Learnability from Chinese to English. Amsterdam: John Benjamin B.V.en_US
dc.identifier.issn0852-9604
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/1239
dc.description.abstractKesalahan antar bahasa selalu terjadi dalam pembelajaran bahasa asing. Kesalahan ini menjadi sumber untuk mempelajari sistem antar bahasa siswa (peserta didik). Hans (2004) mengulas beratus-ratus penelitian antar bahasa siswa dan menarik simpulan bahwa ada dua pandangan yang sangat berbeda. Pertama. Perlakuan kesalahan memiliki nilai yang tak pasti dalam pemerolehan bahasa kedua di kelas (Krashen 1982). Peserta didik usia dewasa tidak memerlukan koreksi melalui cara-cara yang bermanfaat; dengan demikian, peran guru adalah memberikan pengetahuan yang dapat dipahami bagi para peserta didik untuk melanjutkan ke tahap antar bahasa berikutnya. Perlakuan kesalahan memiliki sedikit nilai dalam pemerolehan bahasa kedua karena penanaman antar bahasa (Mukkatash 1987; Thep-Ackrapong 1990). Pandangan ini sesuai dengan pendapat Patkowsky (1980), dan Johnson dan Newport (1989) yang menyatakan bahwa penanaman dikarenakan CP. Pendapat yang demikian ini berbeda dengan ide yang dikemukakan oleh White (1991), Spada dan Lightbown (1993), dan Muranoi (2000). Mereka berpendapat bahwa perlakuan kesalahan sangat penting dalam pembelajaran bahasa asing. Para siswa dapat mengambil banyak manfaat dari perlakuan kesalahan karena mereka dapat mengembangkan sistem antar bahasa pada tingkat keakuratan yang lebih tinggi. Pandangan ini sejalan dengan Scovel (1988), White dan Genesee (1996), dan Bialystok (1997) yang menentang eksistensi CP dalam pemerolehan bahasa kedua; barangkali CP dapat diterapkan pada pemerolehan fonologi tetapi bukan sintaksis. Oleh karenanya, tata bahasa dapat dipelajari oleh siswa pada usia berapapun. Penelitian ini meneliti efek perlakuan kesalahan jangka pendek terhadap kesalahan antara bahasa, dengan lebih menekankan pada item tak gramatikal yang dibuat oleh peserta didik. Rumusan masalah dalam peneltiian ini adalah “Apa efek perlakuan kesalahan terhadap item tak gramatikal yang dibuat oleh peserta didik? Apakah item tak gramatikal ditanamkan (dalam pengertian bahwa item tersebut pada dasarnya bersifat statis) atau dinamis setelah mereka memahami perlakuan kesalahan? Data dalam penelitian ini berupa penulisan komposisi bebas oleh siswa yang dikumpulkan empat kali: sebelum dan setelah perlakuan kesalahan dan dua bulan setelah itu. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kesalahan merubah item tak gramatikal. Item ini menjadi sangat dinamis. Pada periode tertentu, beberapa item tampak dinamis; kemudian, dikarenakan perlakukan kesalahan, beberapa item tampak tak satbil, beberapa berubah-ubah dan sebagian lainnya masih tampak stabil. Kesalahan-kesalahan baru nampak ketika siswa mulai belajar menggunakan item gramatikal baru. Dapat ditarik simpulan bahwa perlakuan kesalahan dapat merubah keadaan kesalahan antar bahasa peserta didik; perlakuan kesalahan memberikan kontribusi pada proses ketidakstabilan. Kesalahan dapat berlangsung sebentar tetapi kesalahan ini dapat bersifat tak stabil. Perlakukan kesalahan masih dapat terjadi pada para siswa usia dewasa (setelah usia remaja). Dengan demikian, sangat memungkinkan para siswa untuk mendapatkan pembelajaran tababahasa yang lengkap karena item tak gramatikalnya bersifat dinamis.
dc.subjecterror treatmenten_US
dc.subjectkesalahan berbahasa
dc.subjectperlakuan kesalahan
dc.subjectfosilisasi
dc.subjectstabilisasi
dc.subjectdistabilisasi
dc.titleTHE EFFECTS OF ERROR TREATMENT ON INTERLANGUAGE OF INDONESIAN LEARNERS LEARNING ENGLISH AS A FOREIGN LANGUAGEen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record