dc.contributor.author | Sugiyono, Sugiyono | |
dc.date.accessioned | 2012-04-30T15:04:08Z | |
dc.date.available | 2012-04-30T15:04:08Z | |
dc.date.issued | 2009-12 | |
dc.identifier.citation | Ebing, Ewald. 1997. Form and Function of Pitch Movements in Indonesian. Leiden: Research School CNWS. Fujimura, Osamu dan Donna Erickson. 1999. “Acoustics Phonetics”. Dalam Hardcastle, William J. and John Laver. 1999. The Handbook of Phonetics Sciences. Oxford: Basil Blackwell. Mozziconacci, S.J.L. 1998. Speech in Variability and Emotion: Production and Perception. Disertasi Eindhoven University of Technology. Odé, Cecilia and Vincent J. van Heuven (eds.). 1994. Experimental Studies of Indonesian Prosody (Semaian 9). Leiden: Rijksuniversiteit te Leiden. Sugiyono. 2002. “Pitch Marker of Interrogativity in Indonesian: Psychoachoustics Approach”. Paper of International Symposium of Linguistics and Speech-Hearing Sciences 2002, Kuala Lumpur, 21–22 October 2002. Sugiyono. 2003. Pemarkah Prosodik Kontras Deklaratif dan Interogatif Bahasa Melayu Kutai: Kajian Fonetik Eksperimental dan Psikoakustik. Thesis. Van Heuven, Vincent J. van dan Ellen van Zanten. 1994. “Effects of Substate Language on the Localization and Perceptual Evaluation of Pitch Movement in Indonesian”. Dalam Odé, Cecilia dan Wim Stokhof (eds.). 1997:63—80. Van Zanten, Ellen dan Vincent J. van Heuven. 1994. “Effect of Word Length and Substrate Language on the Temporal Organisation of Words in Indonesian”. Dalam Odé, Cecilia dan Wim Stokhof (eds.). 1997:201—216. | en_US |
dc.identifier.issn | 0852-9604 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/1243 | |
dc.description.abstract | Penelitian ini memaparkan ciri-ciri prosa yang menandai makna empati dalam
bahasa Indonesia yang misalnya diujarkan oleh penutur Indonesia yang bahasa
ibunya adalah bahasa Jawa, Sunda, Betawi, Batak, Bugis, Minang, Ma’anya, Bali
dan Mandalin. Penelitian ini menggunakan pendekatan fonetik eksperimen dengan
memilih kalimat-kalimat imperatif ‘Tutup Pintu.’ Pengumpulan data dilakukan
dengan meminta subjek untuk memberi perintah dan mengulangi perintah yang
sama pada seorang anak atau sesorang yang seusia untuk menutup pintu. Semua
data yang dikumpulkan diukur menyangkut frekuensinya, intensitas dan durasinya
(lama). Kemudian, ketiga sifat ini dianalisis secara statistik untuk menemukan
signifiikansi perbedaan ciri akustik pada setiap tingkat empati ujaran. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi, intensitas dan durasi merupakanpenanda yang signifikan yang membedakan tingkat empati. Berkaitan dengan
frekuensi, semakin tinggi tingkat empati ujaran, semakin akan tinggi frekuensi
nada dasar, nada akhir dan tingkat nada ujaran. Dari aspek intensitas bunyi, empati
ujaran ditandai oleh intensitas dasar dan tingkat nada. Ujaran dengan tingkat
empati tinggi ditandai oleh intensitas dasar tinggi dan intensitas tingkat nada yang
lebih lama. Dari aspek durasi, empati ujaran ditandai oleh durasi semua vokal.
Tingginya tingkat empati ditandai oleh lamanya waktu yang diperlukan untuk
mengucapkan vokal. Penanda empati menunjukkan korelasi yang signifikan. | |
dc.subject | fonetik akustik | |
dc.subject | fonetik eksperimen | |
dc.subject | empati ujaran | |
dc.title | THE ACOUSTIC FEATURES OF EMPHATICITY IN INDONESIAN | en_US |
dc.type | Article | en_US |