dc.identifier.citation | Abd. Syukur Ibrahim. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional. Afqi Maulana. 1999. Cara Berdiskusi dan Pidato. Gresik: Putra Pelajar. Alan, Keith. 1986. Linguistics Meaning. London: Routledge and Kegan Paul. Aquarini Priyatna Prabasmara. 2000. “Pendekatan Analisis-Analisis Tekstual Feminis. Dalam Perempuan Indonesia dalam Masyarakat yang Tengah Berubah. Jakarta: PSKW Universitas Indonesia. Azis Yasin. 2001. “Kepemimpinan dalam Pengembangan Organisasi”. Dalam Lintasan Ekonomi, p.16-25, Volume 18, No.1, Januari 2001, Unibraw, Malang. Baron, Bettina & Helga Kotthoff. 2002. Gender Interaction: Perspectives on Femininity and Masculinity in Ethnography and Discourse. Konstanz: Konstanz University.Crystal, David. 1987. The Cambridge Encyclopedia of Language. Cambridge: Cambridge University Press. Dale A Timpe. 1991. Kepemimpinan (Edisi Terjemahan oleh Susanto Budhidarmo). Jakarta: Gramedia. Edi Subroto. 1991. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. ---.1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik. Surakarta: UNS Press. Esther Kuntjara dan Anita Lie. 2000. “Analisis Protokol Proses Membaca dan Menulis dalam Perspektif Jender”. Dalam PELBA 13, hal. 61 s.d 109. Jakarta: Pusat Kajian Bahasa UNIKA ATMAJAYA. Esther Kuntjara. 2001. “Retorika dan Perempuan”. Dalam (http://faculty. petra.ac.id/estherk/ retorika.doc). [akses 11 Oktober 2002]. Flynn. 1997. Composing as a Women. Urbana Illionis: National Council of Teachers English. Githens, Susan. 1991. “An Excerpt from Men and Women in Conversation: An Analysis of Gender Styles in Language”. Dalam http://www. georgetown.edu/bass/githens/ theories.htm. [Akses 15 Oktober 2002]. Gleason. 1961. An Introduction Descriptive Linguistics (Rev. Edition). New York: Holt Rinehart dan Winston. Goddard, Angela and Lindsay Mean Paterson. 2000. Language and Gender. London: Routledge. Holmes, J. 1992. An Introduction to Sociolinguistics. London: Longman. Hudge, Robert dan Gunther Kress. 1993. Language as Ideology. London: Routledge. I Dewa Putu Wijana. 1998. “Bahasa dan Jenis Kelamin”. Dalam Makalah Mata Kuliah Sosiolinguistik. Yogyakarta: UGM. ---. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset. Ismi Dwi Astuti, dkk. 2002. “Studi Eksplorasi Kesenjangan Jender di Bidan pendidikan Ditinjau dari Aspek Kebijakan, Kurikulum, Sumber Daya Manusia di Wilayah Surakarta”. Dalam Artikel Publikasi Ilmiah Hasil Penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Jender. Surakarta: Lembaga Penelitian UNS. Kapetangianni, Dina. 2002. “Pracmatics: Gender in Interaction”. Dalam http://www.ling.ed.ac.uk/ linguist/issues/13/13-1268.html. Akses 15 Oktober 2002. Lakoff, R. 1975. Language and Women’s Place. New York: Harper Row Publishers. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik (Terj.). Jakarta: Universitas Indonesia. Levinson, Stephen C. 1983. Pracmatics. London: Cambridge University Press.Lindolf, Thomas R. Qualitative Communication Research Methods. Thousand Oaks; Saga Publications. Malikatul Laila. 2000. “Women’s Silent Language and Its Implications to Social Interaction”. Dalam Kajian Linguistik dan Sastra, p.27-34, No.23, Tahun XII, 2000. Mansoer Fakih. 1996. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Markhamah. 2000. “Perbedaan Sikap Bahasa Laki-laki dan Perempuan Keterunan Cina di Surakarta terhadap Bahasa Jawa: Perspektif Teori Pemerolehan Bahasa”. Makalah Dalam Diskusi Jurusan PBS, FKIP, UMS. ---. 2001. Perbandingan Sikap Bahasa Wanita dengan Laki-laki Keturunan Cina di Surakarta terhadap Bahasa Jawa. Surakarta: Laporan Lembaga Penelitian UMS. Megawati Soekarno Putri. 1999. “Profil Politisi Perempuan Indonesia”. Dalam Seminar Nasional Penguatan Peran Politik Perempuan, 12 Juni 1999, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Miles, M.B. and Michael Hubermen. 1992. Qualitative Data Analysis: A Cource Book of New Method. Baverly Hills: Saga Publications. (Edisi Bahasa Indonesia oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press). Sampson, Geoffry. 1980. Scools of Linguistics; Competition and Evolution. Johannesburg: Hutchinson dan Co. Publisher Ltd. Searle, J. R. 1969. Speech Act. London: Cambridge University Press. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sutopo, H.B. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif; Metodologi Penelitian untuk Ilmuilmu Sosial dan Budaya. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tannen, Deborah. 1994. Gender and Discourse. New York: Oxford University Press. Verhar, J.W.M. 2002. Asas-asas Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wardhaugh, Ronald. . 1998. In Introduction Sociolinguistics. Massachusetts: Blackwell Publishers Ltd. Wodak, Ruth & Gertraud Benke. 1990. “Gender as a Sociolinguistic Variable: New Perspectives on Variation Studies”. Dalam Sociolinguistics, Florian Coulmas, Blackwll Publishers. | en_US |
dc.description.abstract | Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan perbedaan
karakteristik pemggunaan bahasa secara pragmatik dengan menggunakan metode
jender. Penelitian ini secara khusus untuk memaparkan perbedaan penggunaanbentuk ujaran bahasa antara pimpinan laki-laki dan dan perempuan dalam pertemuan
resmi Pemerintah Kota Madya Surakarta. Penelitiian ini menggunakan metode
kualitatif dan merupakan penelitian studi kasus. Sumber data meliputi semua individu
yang memimpin institusi degan jabatan eselon IV-II, kantor dan kantor cabang di
Pemerintah Kota Madya Surakarta berdasarkan purposive sampling dan criterion based
selection. Data penelitian berupa ujaran yang diucapkan oleh pimpinan laki-laki dan
perempuan dalam pertemuan resmi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
perekaman, catat, observasi, dan kerjasama dengan informan. Analisis data
menggunakan analisis eksistensi dengan mengacu pada analisis pragmatik yang
menekankan analisis means-end dan heuristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ujaran yang diucapkan oleh pimpinan perempuan dalam pertemuan-pertemuan resmi
cenderung bersifat ekspresif, simpatik dan rogative (bersifat nyanyian) sedangkan
ujaran pimpinan laki-laki cenderung bersifat direktif. Ujaran ekspresif dan simpatik
yang diucapkan oleh papa pimpinan perempuan dimaksudkan untuk menyenangkan
orang lain dan mereka kurang kompetitif sebab mereka tidak mengarah pada
kebutuhan penutur melainkan pada kebutuhan pendengar. Ujaran direktif pimpinan
laki-laki cenderung bersifat konfrontatif dan kompetitif serta lebih mengarah pada
kebutuhan penutur daripada pendengar. Ujaran rogative yang diucapkan oleh para
pimpinan perempuan cenderung dalam bentuk pertanyaan karena mereka merasa
tidak yakin apakah pilihan kata yang mereka gunakan keliru ata kurang diterima
pada pendengar dengan menggunakan teknik non-literal tak langsung. Akan tetapi,
ujaran rogative para pimpinan laki-laki cenderung dalam bentuk menanyakan sesuatu
yang bersifat literal, rasional dan langsung pada inti permasalahannya. | en_US |