dc.identifier.citation | 28 Februari 2004. Keraton Surakarta Kesulitan Tenaga Mumpuni. Semarang : Suara Merdeka.Aminuddin. (1990). Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: Yayasan Asah Asih Asuh Malang.Lombard,D. (2005). Nusa Jawa : Silang Budaya 3 Warisan Kerajaan Konsentris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mustopo, M.H. (1983). Ilmu Budaya Dasar ( Manusia dan Budaya). Surabaya : Usaha Nasional. Muhammad, A.K.. (1988). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Fajar Agung. Munandar, M.S.. (1998). Ilmu Budaya Dasar: Suatu Pengantar. Bandung : Refika Aditama. Syah, M.. (2002). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Tim Penyusun. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka. Widodo, S., Suhardi, G., Suwatno, Sutanto, Sidik U. (2001). Kamus Bahasa Jawa, Jogjakarta: Penerbit Kanisius. Yusuf, Y. (1988). Dinamika Kelompok (Kerangka Studi Dalam Perspektif Psikologi Sosial). Bandung : CV. Armico. | en_US |
dc.description.abstract | Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi dalem
ini telah dilakukan selama belasan tahun, bahkan puluhan tahun. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji Pengabdian Abdi Dalem Keraton Surakarta Hadiningrat, Dinamika Psikologis
Abdi Dalem Paska Suksesi,dan Konsekuensi dari suksesi dua raja. Informan dalam penelitian
ini adalah 4 orang, yang terdiri dari 3 orang abdi dalem dan 1 sentono dalem. Hasil penelitian
menunjukkan terjadi kebimbangan, was-was, tidak tenang pada abdi dalem paska suksesi
yang menghasilkan dua raja, namun hal tersebut tidak berlangsung lama dikarenakan prinsip
pengabdian. Pengabdian menurut abdi dalem adalah (1) sama dengan bertapa, tidak
mengharapkan upah, pangkat atau kedudukan, (2) mengabdi juga harus ikhlas bukan karena
uang, (3) pengabdian kepada Keraton adalah dengan setia kepada Keraton, melaksanakan
tugas yang diberikan raja yaitu memancarkan budaya Jawa di kalangan masyarakat, (4)
mengabdi yang pertama adalah kepada Keraton untuk mencari berkah, yang kedua adalah
raja. Latar belakang Abdi dalem memutuskan mengabdi kepada Keraton adalah (1) mencari
berkah Keraton dengan cara mengabdi, (2) rasa bangga dan senang menjadi abdi dalem, (3)
rasa berhutang budi pada salah satu pusaka Keraton (Kyai Slamet), (4) keinginan untuk
memancarkan kebudayaan Jawa, (5) mendapatkan ajakan dari orang yang pernah mengabdi
kepada Keraton Surakarta, (6) mendapatkan cerita dari orang yang menjadi abdi dalem
Keraton, (7) mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Tidak ada konsekuensi yang berat
akibat peralihan kekuasan terhadap abdi dalem, walaupun abdi dalem sempat mengalami
kecemasan, kebinggungan dan keragu-raguan. Abdi dalem tetap mengabdi kepada Keraton
Surakarta. | en_US |