dc.identifier.citation | Goleman, Daniel. 1996. Emotional Intelligence-Kecerdasan Emosi, Gramedia, Jakarta.
Sangkan Abu. 2007. Berguru Kepada Allah. Gibraltar. Jakarta.
Sangkan Abu. 2004. Pelatihan Shalat Khusyu’. Gibraltar. Jakarta.
Prawitasari, J.E., 1988. Pengaruh Relaksasi terhadap Keluhan Fisik: Suatu Studi
Eksperimental. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Sheridan , C.L. & Radmacher, S.A. 1992. Health Psychology, Challenging the Biomendical
Model. New York: John Wiley & Sons.
Sholeh, M., 2002 Mengapa dan Bagaimana Salat tahajud Menyehatkan Tinjauan dari Aspek
Psikoneuroimunologi, Makalah Seminar.
Subandi. 2002. Psikoterapi, Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar dan Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM.
Thackery. M, 1989. Behavioral Management of narcoleptic Sleep Attacks: A Case Report.
Journal of Medical Psychotherapy Vol : 2 177-181
Utami, M.S. 1993. Prosedur Relaksasi. Fakultas Psikologi UGM : Yogyakarta. | |
dc.description.abstract | Pendidikan moral adalah salah satu upaya untuk menciptakan dan
membangun karakter seseorang dalam pendidikan karakter. Salah satu
bentuk dari pendidikan moral yang efektif adalah dengan melibatkan
praktik ibadah sebagaimana yang diajarkan agama yang merupakan ritual
dalam suatu ajaran agama. Dengan pendidikan dan pemahaman yang
benar tentang suatu tata cara beragama yang benar dari aspek syariat
dan aspek hakikat dari suatu peribadahan, bangunan moral seseorang
akan menjadi kuat. Kuatnya bangunan moral ini sekaligus juga akan
menentukan dan memperkuat karakter seseorang. Inilah bentuk pedagogi
yang ideal yang melibatkan dimensi dan potensi spiritulitas pada diri
manusia. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter yang berbasis pedagogi
ideal spiritual, praktik ibadah ritual memandang dimensi esoteris adalah
aspek terpenting dan paling esensial dalam suatu tata cara ibadah yang
efektif dan mampu membentuk karakter. Praktik shalat dengan
mengedepankan pemahaman yang benar dari aspek syariat dan aspek
hakikat akan semakin efektif dan berpengaruh secara psikologis pada
pelakunya bila disertai dengan aktivasi silatun. Aktivasi silatun akan
mempermudah seseorang dalam melakukan komunikasi transendental
dengan Tuhan yang dilakukan pada saat seseorang sedang mengerjakan
ibadah shalatnya. Aktivasi silatun berlaku secara umum untuk semua
orang dari beragam usia. Dari usia anak-anak sampai usia dewasa, praktik
aktivasi silatun bisa diterapkan secara efektif. Bahkan, penerapan pada
anak-anak, aktivasi silatun akan lebih cepat dan lebih efektif dalam
memberikan pengaruh kejiwaan. Pendidikan karakter yang mengadopsi
dan mengajarkan tata cara pelaksanaan shalat dengan metode aktivasi
silatun akan membuat seorang muslim mampu menjalankan shalat yang
membuahkan dampak munculnya habitus untuk perilaku dan berkarakter
mulia. Perilaku jujur, optimistis, lembut, disiplin bisa terbangun sebagai
buah pendidikan karakter yang dihasilkan dari pelaksanaan shalat yang
menjadi amal ibadahnya. | en_US |