Show simple item record

dc.contributor.authorLestari, Rini
dc.date.accessioned2012-06-06T07:41:41Z
dc.date.available2012-06-06T07:41:41Z
dc.date.issued2011-05-28
dc.identifier.citationBPS (Biro Pusat Statistik). (2010). Jumlah Pencari Kerja di Indonesia. Jakarta. Hamid, I. (2011). Pendidikan Karakter Sebagai Pilar bangsa. Teras Jogja, JogjaTV, 20 Mei. Lestari, R. & Lestari, S. (2006). Pelatihan Berpikir Optimis Untuk Mengubah Perilaku Koping Pada Mahasiswa. Jurnal Psikodinamik, The Indonesian Journal of Psychology, 7(2), 1 – 10. McClean, I. (2000). Optimism as a Vital Sign. www.ianmcclean.com.ais. Puskar, K.R., Bernando,L.M., Ren, D., Haley, T.M., Tark, K.H., Switala, J. & Siemon, L. (2010). Self Esteem and Optimism In Rural Youth. Contemporary Nurse, 34 (2), 190- 198. Scheier, M.F., Carver, C.S. & Bridges, M.F. (2001). Optimism, Pessimism and Psychological Well Being. Journal of Personality and Personal Psychology, 7, 422-445. Scioli, A., Samor, C.M., Cambell, T.L., Chamberlin, C.M.,& Macleod, A.R. (1997). Hope, Optimism and Health. Psychological Reports, 81, 723-733. Seligman, M.E.P. (1991). Learned Optimism. How To Change Your Mind And Your Life. New York : Simon and Schuster Inc. -------------------. (1995). The Optimistic Child. New York : Houghton Miflin Company. Srivastava, S., Richards, J.M., McGonigal, K.M., Butler, E.A. & Gross, J.J. (2006). Optimism In Close Relationships : How Seeing Things In A Positive Light Makes Them So. Journal of Personality and Social Psychology, 91(1), 143-153.en_US
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/1530
dc.description.abstractSeiring dengan proses globalisasi yang serba cepat serta banyaknya tantangan dan rintangan maka sumber daya manusia sebagai salah satu potensi bangsa Indonesia dituntut memiliki kesiapan fsik dan psikis serta berkualitas tinggi, tangguh dan “mumpuni”. Dari tahun ke tahun sumber daya manusia yang bersaing di dunia kerja semakin meningkat dan paling banyak dari lulusan perguruan tinggi dan sekolah menengah (SMA/SMK). Mereka memiliki ketrampilan yang diperoleh dari dunia pendidikan formal tetapi secara mental masih banyak yang belum memadai, salah satunya sering merasa pesimis ketika bersaing memperebutkan pekerjaan. Oleh karena itu sumber daya yang potensial dan berkualitas selain dibekali dengan ketrampilan vokasional juga perlu diarahkan cara berpikirnya agar lebih optimis. Berpikir optimis lebih dari sekedar berpikir positif karena lebih jujur dan realistik dalam melihat kejadian yang sebenarnya. Berpikir optimis dapat dipelajari, salah satunya dengan cara pelatihan yang dilakukan oleh orangtua, guru, pendidik yang lain, psikolog yang berperan sebagai instruktur, fasilitator, figur model dan evaluator.en_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjectpelatihan berpikir optimisen_US
dc.subjectsumber daya manusiaen_US
dc.titlePELATIHAN BERPIKIR OPTIMIS UNTUK MENGEMBANGKAN SUMBER DAYA MANUSIAen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record