dc.identifier.citation | Novirwan. (2002). “Experimental study of scour downstream of a weir.” Final Project Rep., Civil and Environmental Engineering Department, Faculty of Engineering, Gadjah Mada University, Yogyakarta (in Indonesia). Provorova, T. P. (1999). Hydrotechnical Construction. Kluwer Academic Publisher. Peterka, A. J. (1974). Hydraulics Design of Stilling Basin and Energy Dissipators. United States Department of Interior, Bureau of Reclamation, Denver, Colorado. USBR. (1973). Design of Small Dams. Second Edition, United States Government Printing Office, Washington DC. Yulistiyanto, B. (2009). “Local Scour Downstream of a Weir with Various Types of Stilling Basin.” Proc., Int. Conferency on Sustainable Development for Water and Wastewater Treatment, Muwarek, 14-15 December 2009, Yogyakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Bendung dibangun di sungai berfungsi untuk meningkatkan elevasi air dan mengukur debit. Pada hilir mercu bendung terjadi
loncatan hidrolik dan kehilangan energi. Kehilangan energi dapat menimbulkan gerusan di hilir bangunan bila dasar saluran
berupa granular. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi lubang gerusan dengan menggunakan kolam olakan, blok
penghalang, endsill atau kombinasi dari itu. Penggunaan mercu ganda pada bendung secara bertangga juga diterapkan untuk
mengurangi gerusan akibat disipasi energi dengan beberapa tahap kehilangan energi. Pada studi ini, penelitian gerusan di belakang
mercu ganda bendung dilakukan dan dibandingkan dengan bendung yang menggunakan satu mercu. Kemudian data
gerusan lokal dikumpulkan dari hasil pengukuran di Laboratorium Hidrolik. Kemudian pengaruh debit aliran dan kehilangan
energi untuk membangun lubang gerusan di belakang mercu tunggal dan mercu ganda dibandingkan dan didiskusikan. Hasil
percobaan menunjukkan proses gerusan lokal di hilir bendung tergantung pada waktu. Ketika kedua tipe mercu itu menghasilkan
loncatan hidraulik bebas (free hydraulic jump), terjadi lubang gerusan di hilir bendung itu hingga mencapai 43 % untuk
kedalaman gerusan di belakang bendung dengan mercu tunggal. Ketika terjadi loncatan hidrolik dalam kondisi tenggelam
(submerged hydraulic jump) di belakang bendung, menunjukkan hasil untuk kedua tipe itu tidak begitu berbeda. Untuk kedua
tipe bendung tersebut, dengan meningkatnya debit aliran menghasilkan lebih besar lagi lubang gerusan di hilir bendung, kecuali
untuk kondisi pada loncatan hidrolik tenggelam. Hal ini juga ditampilkan dengan meningkatnya kehilangan energi dapat
menghasilkan lebih besar lubang gerusan di hilir bendung. | en_US |