dc.identifier.citation | AASHTO LRFD. (2007). Bridge Design Specification, Washington, D.C. BMS. (1992). Bridge Management Systems. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Caner, A and Zia, P. (1998). “Behavior and Design of Link Slab For Jointless Bridge Decks.” PCI Journal, May-June, pp. 68- 80. Caner, A., Dogan, E. and Zia. P. (2002). “Seismic Performance of Multisimple-Span Bridges Retrofitted with Link Slab.” Journal of Bridge Engineering, Vol. 7, No. 2, pp. 85-93. Connal, J. (2006). “Integral Abutment Bridges.” Australian and US Practice. Maunsell Australia Pty Ltd. Cooper, J. D., Friedland, I. M., Buckle, I. G., Nimis, R. G., and Bobb, N. M. (1994). “The Northridge earthquake: Progress made, lessons learned in seismic resistant bridge design.” Public Roads, Vol.58, No.1, pp. 40–48. Dicleli, M. and S.M. Albhaisi. (2003). “Maximum length of integral bridges supported on steel H-piles driven in sand.” Engineering Structures, Vol. 25, Oct. pp. 1491-1504. Direktorat Bina Program Jalan. (1993). Standar Jembatan Komposit. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, Federal Highway Administration (FHWA). (1995). “Seismic retrofitting manual for highway bridges.” Report No. FHWARD- 94-052, McLean, Va. Feng, M. Q., Kim, J. M., Shinozuka, M., and Purasinghe, R. (2000). “Viscoelastic dampers at expansion joints for seismic protection of bridges.” Journal of Bridge Engineering, Vol.5. No.1, pp. 67–74. Honel. (2011). Elastomeric Bridge Bearing. Honel Structural Products Ltd., Pinetown, South Africa. Irawan, F. (2010). “Studi Penggunaan, Perbaikan dan Metoda Sambungan untuk Jembatan Komposit Menggunakan Link Slab.” Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil ITS, Surabaya Kim, Y., Fischer, G. and Li, V.C. (2004). “Performanced of bridge deck link slabs designed with ductile engineered cementitious composite.” ACI Structural Journal, V.101, No.6. November- December 2004, pp. 792-801. Lepech, M and Li, V.C. (2005). “Design and Field Demonstration of ECC Link Slab for Jointless Bridge Decks.” The 3rd International Conference on Construction Materials, CONMAT’ 05. Qian, S., Michael, D., Lepech, Y. Kim, Y. and Li, V.C. (2009). “Introduction of Transition Zone Design for Bridge Deck Link Slabs Using Ductile Concrete.” ACI Structural Journal, V. 106, No. 1, January-February 2009, pp. 96-105. RSNI. (2005). Draf Standar Nasional Indonesia T-02-2005, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. SAP2000. (2009). Structural Analysis Program, version 14.1. Computers and Structures, Inc., Berkeley. SNI. (2008). Spesifikasi bantalan elastomer tipe polos dan tipe berlapis untuk perletakan jembatan. Badan Standardisasi Nasional, SNI 3967:2008, Jakarta. Sugihardjo, H., Supani, dan Lukito, A. (2008). ”Analisis Sistem Konstruksi Lantai Menerus (Link Slab) untuk Perbaikan Jembatan Balok Beton Pratekan di Atas Dua Tumpuan.” LPPMITS, Penelitian Produktif Nomor Kontrak : 10576/I2.7/PM /2008 tanggal 1 April 2008, Surabaya. Sugihardjo, H., and Supani. (2009). “Introduction of Repairing and Joining Methods for Simply-Supported Prestressed Bridges Using Link Slab.” The 1st International on rehabilitation and Maintenance in Civil Engineering (ICRMCE), 21-22 March 2009, Solo, Indonesia. Sugihardjo, H., Piscesa, B., dan Irawan, F. (2010). “Studi Penggunaan Link Slab pada Jembatan Komposit.” Prosiding Kolokium Jalan dan Jembatan: Peningkatan Penerapan Teknologi Jalan dan Jembatan untuk Keselamatan dan Kenyamanan Pengguna Jalan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum, 11-12 Mei 2010, Bandung. Sugihardjo, H. (2011.a). “Kajian Akibat Beban Gempa Pada Retrofitting Jembatan Komposit 3 Bentang Menggunakan Link Slab.” Kolokium Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum, 8-9 Juni 2011, Bandung. Sugihardjo, H., (2011.b). “Seismic Response On Jointless Composite Retrofitted Bridges Using Link Slab.” The 2nd International Conference of Earthquake Engineering and Disaster Mitigation (ICEEDM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) and Indonesian Earthquake Engineering Association (IEEA), 19-20 July 2011, Surabaya, Indonesia. Wahyudi. D.I. (1990). ”Program Bantu Untuk Pembuatan Spektra Respon Gempa.”, Tugas Studi Individua Teknik Gempa, tidak dipublikasikan, Fakultas Pasca Sarjana ITB. Youd, L. T., Bardet, J. P., and Bray, J. D. (2000). Kocaeli, Turkey, earthquake of August 17, 1999 reconnaissance report, 2000-03, Earthquake Spectra, Earthquake Engineering Research Institute, Oakland,Calif. Yugiantoro, H dan Vaza, H. (2007). Konstruksi Lantai Kendaraan Menerus pada Jembatan Balok di Atas 2 Tumpuan. Direktorat Bina Program Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Jembatan di Indonesia umumnya menggunakan sistim di atas dua perletakan atau sistim sederhana multi bentang, yang ditandai
dengan adanya expansion joint. Dengan adanya expansion joint tersebut muncul beberapa permasalahan yaitu: akibat intrusi
air hujan timbul korosi pada balok pemikul dan perletakannya, mengurangi kenyamanan pemakai jembatan, biaya yang
tinggi dalam perawatan serta berkurangnya umur jembatan. Akibat beban gempa, jembatan sederhana multi bentang sangat
mungkin rusak akibat terpisahnya bentang jembatan pada expansion joint. Dalam studi ini, expansion joint yang ada diretrofitting
dengan konstruksi lantai menerus menggunakan link slab. Studi dilakukan pada jembatan komposit dengan bentang
12, 16, 20, 25 dan 30 m menggunakan Standar Bangunan Atas Jembatan Komposit dari Kementerian Pekerjaan Umum. Pembebanan
mengacu pada standar RSNI 2005 dan analisis dilakukan dengan dua cara. Pertama, analisis non seismik (statik) dimana
dua metode digunakan untuk memodelkan link slab yaitu secara analitik dan numerik. Kedua, atas dasar studi tersebut,
dikaji secara seismik (dinamik) aplikasi link slab pada jembatan layang komposit sederhana bentang 4x20 meter. Pada analisis
seismik, digunakan perletakan elastomer dan retrofitting dilakukan dengan 2 alternatif, berdasarkan penempatan link slab
yang berbeda. Metoda yang digunakan adalah Metoda Simplikasi, Analisis Respon Spektrum dan Analisis Riwayat Waktu
dengan lima rekaman gempa dengan kandungan frekuensi yang berbeda. Peak Ground Acceleration (PGA) rekaman-rekaman
gempa diskalakan ke spektral percepatan Daerah Gempa-1 RSNI 2005 dengan cara menyamakan intensitasnya. Hasil studi
menunjukkan, pada pembebanan statik, panjang zona nirlekat link slab berkisar antara (5,5-14,5)% dari bentang balok. Untuk
setiap bentang balok, makin pendek zona nirlekat, makin besar tegangan tulangan pada link slab dan semakin panjang bentang
jembatan semakin kecil panjang zona nir lekatnya. Hasil lain, penggunaan link slab mengurangi displesemen jembatan arah
longitudinal akibat beban gempa cukup signifikan. Tegangan tarik yang terjadi pada tulangan link slab, yang sebelumnya
sudah didisain dengan beban statik, masih sangat aman terhadap beban gempa rencana (maksimum 22,3% tegangan leleh)
dan retak yang terjadi pada link slab masih di bawah yang disyaratkan ASSHTO. Hal lain yang perlu mendapat perhatian pada
retrofitting jembatan dengan menggunakan link slab adalah timbulnya gaya tambahan horisontal sampai 79% pada abutmen,
meskipun di sisi lain ada pengurangan gaya pada pilar sebesar 59%. | en_US |