dc.identifier.citation | Al- Qur’an Al Hadist Al-Risalah, M (tanpa tahun). Pendidikan anak menurut ajaran islam. Penterjemah: Ahmad Hafizh Alkaf . Diunduh dari www.al-shia.org pada 2012 Avianty, I. (2008).Anaku Sahabatku. Jakarta : Gema Insani Arifin, B.S. (2009). Membangun karakter pada anak usia prasekolah. Jurnal Ilmiah Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Vol. 1 :15-24. Bandung: Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati. Compton, W.C. (2005). Introduction to positive psychology. Belmont: Thomson Wadsworth. Cox, M.J., Harter, K.S.M. (2003). Parent-Child Relation. Well-being: Positive Development Across the Life Course. Editor: Bornstein dkk. London: Lawrence Erlbaum Associates. Dewi, K.S. (2010). Kesehatan Mental: Penyesuaian Sehari-hari. Edisi kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro (Undip). Febiana, R.(2009). Kekerasan terhadap perempuan dan rekonstruksi budaya. Jurnal Etika Sosial, Vol 14.No.02, Desember. Kuntjojo. (2009). Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Agama Anak Usia Dini.Proceeding. Seminar Nasional Psikologi 2011, Peran Pendidik, Psikolog, dan Orangtua dalam Penanaman Nilainilai bagi Anak dan Remaja. Semarang: Unissula Press. Mansyur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Jakarta : Pustaka Pelajar. Matta, M.A. (2003). Membentuk Karakter Cara Islam: edisi ketiga. Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat. Nuraida, W. (2006). Kiat Sukses Mendidik Anak Sholeh. Jakarta : Halimah. Olson, D.H., DeFrain, J., Skogrand, L.(2011). Marriages and Families: Intimacy, Diversity, and Strengths.Seventh edition. New York: The McGraw-Hill Companies. Papalia, D.E., Olds, S.W., Feldman, R.D. (2001). Human Development. 8th edition. New York: McGraw Hill Peterson, C., Selligman, M.E.P.(2004). Character strengths and Virtues: A Handbook and Classification. New York: Oxford University Press. Purwoko, S.B.(2012). Psikologi Islami: Teori dan Penelitian: edisi kedua. Bandung: Saktiyono Wordpress. Rahman, Hibana S. (2005). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKI Press. Shihab, M.Q. (2010). Pengantin Al-Quran: Kalung Permata buat Anak-anakku. Edisi ketujuh. Tangerang: Penerbit Lentera Hati. Shihab, M.Q. (2011). Membumikan Al-Quran. Jilid 2. Tangerang: Penerbit Lentera Hati. Snyder, C.R., Lopez, S.J. (2002). Handbook of Positive Psychology. New York: Oxford University Press. Sudrajat. (2010). Tentang Pendidikan Karakter. Diunduh melalui http://akhamadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter/WHO. Suwaid, M.I. (2004). Cara Nabi Mendidik Anak. Jakarta : Al- I’tishom Cahaya Umat. Sofian, A. (2010). Perlindungan Anak di Indonesia dan Solusinya. diunduh 2012 dari http:// politik.kompasiana.com/2010/04/29/perlindungan-anak-di-indonesia-dan-solusinya Tedjasaputra, MS. (2001). Bermain, Mainan dan Permainan, untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta : Grasindo. Triani, C.I., Dewi, K.S.(2011). The Differences of Father-Adolescent Closeness Based on Father Support among Undergraduate Students in Central Java: Indigenous Psychological Analysis. ProceedingThe Second International Conference of Indigenous and Cultural Psychology: Factors Promoting Happiness, Health, and Quality of Life. Denpasar: Udayana University. http://positiveparenting.net/ http://psi-islami.blogspot.com/ | en_US |
dc.description.abstract | Keluarga adalah tempat pertama dan utama dimana seorang anak berkembang. Fungsi keluarga
sebagai wahana bagi anak untuk dididik, diasuh, bersosialisasi, mengembangkan kemampuannya dan
membangun kebiasaan-kebiasaan positif, dengan harapan anak dapat berakhlaq mulia, tumbuh menjadi anak
sholeh-sholehah, berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Lima tahun pertama perkembangan anak adalah usia
yang paling berharga sebagai “usia emas” (golden age) dalam kehidupan. Usia dini inilah masa yang paling
penting untuk menanamkan karakter dan membentuk pondasi kepribadian yang akan mewujudkan kebiasaan
postif yang akan melekat sepanjang usia hidup dan menentukan pengalaman anak selanjutnya.Saat ini, ditengah
tuntutan kebutuhan hidup, sehingga banyak ibu yang melupakan peran utamanya sebagai pendidik utama anak
semasa usia dini, dan lebih sibuk kerja di luar rumah untuk mencari nafkah. Bahkan banyak di antara para ibu
yang penghasilan dan kariernya melebihi suami sebagai kepala keluarga, sehingga terjadi peralihan peran.
Penanaman akhlaq mulia & religius pada anak sering terabaikan, banyak orang tua yang hanya menekankan
pengembangan kognitif saja. Bahkan banyak orang tua sering tidak bisa menjadi contoh bagi anak-anaknya,
namun hanya “jarkoni” (iso ngujar/ngandani, ning ora iso nglakoni).Oleh karena itu, perlu suatu pembahasan
konsep mengenai pengembangan program parenting yang bertujuan untuk memberikan psikoedukasi bagi
orangtua dalam menghadapi tantangan keluarga dewasa ini, dengan berdasarkan karakter dan pembiasaan positif
yang Islami. | en_US |