dc.identifier.citation | Berkowitzs, M.W., & Bier, M. (2005). What Works In Character Education: A Research-driven Guide for Educators.Washington DC: Character Education Partnership. Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Disain Induk Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Mandikdasmen, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta: Gramedia Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter 2010 - 2014. Jakarta: Kantor Kementerian Pendidikan Nasional. Khan, Y. (2010). Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta: Pelangi Publishing. Gunawan, H. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Raka, G., Mulyana,Y., Markam, S.S., Semiawan, C.R., Hasan, S.H., Bastaman, H.D, dan Nurachman, N. (2011). Pendidikan Karakter di Sekolah: Dari Gagasan ke Tindakan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Stedje,L. (2010). Nuts and Bolts of Character Education. Oklahoma: Character First. Suryabrata, S. (2008). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. | en_US |
dc.description.abstract | Gencarnya sounding mengenai urgensi pendidikan karakter disambuat baik oleh banyak pihak,
sehingga ghirah (semangat) melaksanakan pendidikan karakter cukup terasa di mana-mana. Pemerintah telah
mencanangkan aksi nasional untuk mensukseskan pendidikan karakter sehingga akan berkembang generasi
didamba, yakni individu yang baik sebagai pribadi, baik sebagai warga masyarakat, dan baik juga sebagai warga
negara. Secara khusus sekolah mendapat mandat untuk melaksanakan pendidikan karakter karena sekolah,
selain bertugas membantu para siswa agar menjadi pandai, juga harus mampu menjadikan siswa menjadi lebih
baik. Meski sudah menjadi aksi nasional namun rasa pesimis masyarakat terhadap efektifitas pendidikan
karakter masih banyak terdengar. Pertanyaannya adalah apakah pendidikan karakter memang benar menjadikan
anak-anak di sekolah lebih baik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut saat ini tentu cukup sulit mengingat
pencanangan pendidikan karakter secara lebih sistematis sebagai aksi nasional baru dilakukan sejak 2 tahun.
Melalui tulisan ini disajikan data yang berasal dari implementasi pendidikan karakter di Barat (AS) yang
dipotret melalui Proyek What Works in Character Education (2005), dan satu contoh implementasi di Indonesia
yang telah dilakukan oleh Yayasan Jati Diri Bangsa sejak beberapa tahun lalu. Data dari kedua contoh
implementasi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter berdampak positif baik pada level individu
(siswa, guru) maupun institusi sekolah. | en_US |