dc.contributor.author | Winaryati, Eny | |
dc.date.accessioned | 2012-07-25T04:15:57Z | |
dc.date.available | 2012-07-25T04:15:57Z | |
dc.date.issued | 2012-04-21 | |
dc.identifier.citation | Balitbang Puskur Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum. Jakarta Cletus R.B. (2000). Implementing A Character Education Curriculum and Assesing It”s Impact On Student Behavior. Presentation at the Character Education Partnership in Philadelphia PA on 10/20/2000. College of Education. State University of West Georgia arrollton, cbulach@westga.edu. www.westga.edu/~cbulach(home page) Depdiknas. (2006). Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22, tahun 2006. tentang Standar Isi untuk Satuan Dasar dan Menengah. _________. (2006). Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 23, tahun 2006. tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Dasar dan Menengah. _________. (2006). Peraturan Pemerintah RI Nomor 20, tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Djemari, M. (2004). Penyusunan Tes Hasil Belajar. Jogjakarta: Univ. Negeri Yogyakarta _________, (2008)). Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Jogjakarta: Mitra Cendekia. Donald,L.K. (1967). Evaluation of training. In: Craig R, Bittel I, eds. Training and development handbook. New York: McGraw-Hill Donald, L.K., James, D.K. (2008). Evaluating Training Programs The Four Levels. Third Edition. Berrett-Koehler Publishers, Inc. Eny, W.(2009). Sinergitas Pemberdayaan Rembang. Wacana Lokal. Suara Merdeka. Rabu, 2 Desember 2009. _______. (2010). Model Pembelajaran Sains Berbasis Poteni Daerah: Upaya Penguatan ”NILAI – NILAI LUHUR BANGSA” Pada Sekolah Dasar dan Menengah. Prosiding Seminar Nasional “Menyongsong Pendidikan Sains Masa Depan Berbasis Nilai Luhur Bangsa” ISBN:978-602- 99456-0-7, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 23 Oktober 2010 Martnis,Y.(2007). Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press Mike, S.(2010). A Guidebook for Peer Evaluation. College of the Arts. Valdosta State University Pearl, S. (2006). Differentiated instruction: A research basis International Education Journal, 7(7), 935-947. ISSN 1443-1475 © 2006 Shannon Research Press. Roger, K., Susan, T. (1980). Evaluation without fear. New Viewpoints. New York. London Sukardjo. (2010). Optimalisasi Pendidikan Nilai/Karakter Dalam Pendidikan Sains Masa Depan. Makalah Seminar Nasional Pendidikan Sains. PascasarjanaUNY. Stufflebeam, D. L. (1973). Educational evaluation:Theory and practice. Evaluation as enlightenment for decision-making. In B. R. Worthen & J. R. Sanders (Eds.), ______________. (2003). The CIPP Model for Evaluation. In DL Stufflebeam, & T. Kellaghan, (Eds.), The International Handbook of Educational Evaluation (Chapter 2). Boston: Kluwer Academic Publishers. Shulamith, K., Hernan, C.(2009). Motivation for Creativity in Design Students, Creativity Research Journal, Volume 21, Issue 2 & 3 April 2009 , pages 282 – 293, Department of Psychology, Tel- Aviv University Todd, C., Chad, B. (2008), Science Laboratory Experiences of High School Students Across One State in the U.S.: Descriptive Research from the Classroom. This study examined the science laboratory experiences of high school students in Utah. Vol. 17, N o. 1 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. UU RI No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah | en_US |
dc.identifier.isbn | 978-602-96633-1-0 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/1776 | |
dc.description.abstract | Sains merupakan pengetahuan alam yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah
dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Sains sangat terkait dengan upaya memahami
berbagai fenomena alam. Potensi daerah meliputi: Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM),
kultur budaya, dan karakter sosial, menjadi potensi yang dapat didayagunakan dan dikembangkan, sebagai
sumber belajar dan laboratorium, untuk kepentingan pembelajaran sains. Hal ini selaras dengan UU No.20
Tahun 2003; bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Didukung UU No. 22 tahun
1999, Pemda beserta jajarannya, dan masyarakat mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk dapat mengelola
dan mengoptimalkan potensi daerah. Lembaga pendidikan mempunyai peran strategis untuk mewujudkannya.
Harapannya dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar
memiliki wawasan yang mantap tentang potensi daerahnya. Melalui pembelajaran yang berulang-ulang, karakter
akan terbentuk, dan penanaman nilai-nilai luhur menjadi strategis serta relevan untuk diterapkan. Pendidikan
Sains sekarang ini harus menitikberatkan pada pengembangan toksonomi pendidikan Sains, melalui empat
domain sains (Sikap ilmiah, Proses ilmiah, Produk sains, dan Aplikasi sains) yang terintegrasi dan tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya. Melalui empat domain ini, pembelajaran sains berbasis potensi daerah, menjadi
strategis untuk penanaman nilai-nilai luhur bagi siswa. Mengingat pembelajaran dan penilaian diibaratkan satu
keping mata uang, maka pada penilaian ke-empat domain sains diatas harus ada. Penilaian berisi sederet
perilaku, unjuk kerja, kemampuan, dan sikap penalaran berbasis nilai-nilai luhur. Keberhasilan proses
pembelajaran ditentukan pula bagaimana kegiatan evaluasi dilakukan. Melalui evaluasi pembelajaran sains
berbasis nilai-nilai luhur, dapat diketahui sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran sains berbasis potensi
daerah dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dapat diketahui perkembangan hasil belajar,
hubungan sosial, sikap, kepribadian siswa dan keberhasilan program pembelajaran. Berkenaan dengan evaluasi
nilai-nilai luhur pada pembelajaran sains berbasis potensi daerah ini, maka perlu dilakukan suatu pendekatan
model evaluasi. Model evaluasi yang dirancang merupakan modifikasi antara CIPP dengan Kirkpatrick's,
disebut dengan Model Evaluasi Nilai-Nilai Luhur (MENIL). Model evaluasi ini memberikan dampak pada
proses pembelajaran dan penilaian nilai-nilai luhur, serta menempatkan pembelajaran, penilaian dan evaluasi
dalam satu garis lurus. Tahapan evaluasinya meliputi 1) Sikap Ilmiah (Reaction of student, Kirkpatrick's model);
2) Proses Ilmiah (Process, CIPP Model); 3) Produk Sains (Produk, CIPP Model); 4) Aplikasi Sains (Behavior,
Kirkpatrick's model). | en_US |
dc.publisher | Fak Psikologi UMS | en_US |
dc.subject | evaluasi nilai-nilai luhur | en_US |
dc.subject | pembelajaran sains | en_US |
dc.subject | potensi daerah | en_US |
dc.title | MODEL EVALUASI NILAI-NILAI LUHUR (MENIL) PADA PEMBELAJARAN SAINS, BERBASIS POTENSI DAERAH : SUATU PENDEKATAN MODEL | en_US |