dc.identifier.citation | Asphalt Institute, 1989, The Asphalt Handbook, Manual Series No.4, (MS-4), 1989 Edition. Bina Marga, 2003, Spesifikasi 2003 Seksi 6.3 tentang Campuran Aspal Panas, EIRTP –I, Mataram. Brown, SF, Prestone, JN, and KE Cooper, 1991, Aplication of New Concept in Asphalt Mix Design, AAPT Vol.40, Seattle, March 4-6. Brown, S and Haddok,1997, A Method to Ensure Stone on Stone Contact in SMA Paving mixtures, NCAT report No. 97-2. Brown, S and Kandhal JF, 1997, Hot Mix Asphalt of Intersection in Hot Climate, NCAT, Auburn University, Alabama. Cominsky,R.,RB Leahy,and ET Harrigan, 1994, Level One Mix Design (SHRP-A-408), TRB, NRC, Washington, DC. Hardiyatmo, H.C, 2002, Teknik Pondasi 1, Edisi-2, Penerbit Beta Offset, Yogyakarta. Hunter, R.N., 1994, Bituminuous Mixture in Road Construction, Thomas Telford, London. Hveem, F.N, 1940, Gradation of Mineral Aggregates for Dense Graded Bituminuous Mixtures, AAPT. Sharma, AK and Larson,LL., 1990, Rut – Resistant Asphalt Concrete Overlays in Wincosin TRR1259, NRB, Washington, DC. Shah, SP., Stuart, E., Ouyang, Chengseng, 1995, Fracture Mechanics of Concrete: Application of Fracture Mechanics to Concrete, Rock and Other Quasi Brittle Material, John Wiley and Sons Inc. New York. Supraharsa, IDN.,2001, Optimasi Kerangka Susun Batuan pada Campuran Apal Panas, Tugas Akhir S1, FT Unram. Sariaman, HS.,2003, Pengaruh Metode Pemadatan terhadap Sifat Campuran Apal Panas, Tugas Akhir S1, FT Unram. Soedarsorno, D.U, 1979, Konstruksi Jalan Raya, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Utin Tri Suhartini, 2004, Metode Fractal sebagai Konsep Alternatif untuk Analisis Kerangka Susun Batuan pada Campuran Apal Panas, Tugas Akhir S1, FT Unram. Von Quintus, HL, Scherocman, JA,Hughes, SC, and Kennedy, TW., 1991, Asphalt Aggregate Mixture Analysis System (AAMAS) TRB, Washington, DC. Wahyudi, M, 2003, Inovasi Prosedur Perencanaan Campuran Aspal Panas Berbasis Kinerja Campuran, RUT VIII, MENRISTEK, Jakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Pemilihan jenis gradasi dan penetapan porsi aggregat kasar dalam total berat campuran total aggregat dapat mempengaruhi
kekuatan, stabilitas, dan daya tahan campuran aspal terhadap kerusakan deformasi plastis dan retak akibat kelelahan bahan.
Salah satu polemik yang perlu dikaji adalah konsep zona terlarang (restricted zone) gradasi menerus Superpave. Zona terlarang
didefinisikan sebagai daerah yang tidak boleh dilalui oleh susunan butiran atau gradasi pada prosentase 15 – 39 % dan
ukuran saringan 1.15mm – 2,36mm. Zona larangan pada gradasi menerus Superpave (SHRP, 1994) yang selanjutnya diadopsi
Dirjen Bina Marga (EIRTP-I, 2003) dirujuk sebagai kurva representatif yang mewakili batas toleransi kinerja (performance)
campuran agregat sebagai bahan pembentuk perkerasan jalan. Sampai saat ini, pengaruh zona terlarang terhadap kinerja
campuran aspal belum disepakati secara meluas oleh masyarakat ke-Bina Marga-an diseluruh dunia. Metode peersiapan benda
uji riset digunakan metode Marshall. Variabel riset yang diteliti meliputi: 5 (lima) jenis gradasi, yaitu gradasi alternatif 1
(Cc=1.91), alternatif 2 (Cc=2.34), alternatif 3 (Cc=3.26), alternatif 4 (Cc=5.99) dan alternatif 5 (Cc=7.74). Selang kadar aspal
mencakup 3 (tiga) kadar aspal (4,0%, 4,5% dan 5,0%). Analisa sifat campuran aspal mencakup 2 (dua) kategori yaitu sifat
volumetrik (berat jenis, rongga udara, dan VMA) dan sifat mekanis campuran (stabilitas, flow, Marshall Quotient, modulus
kekakuan, tegangan tarik tidak langsung, dan ketahanan terhadap retak).Hasil evaluasi sifat volumetrik dan sifat mekanis
memperlihatkan bahwa gradasi alternatif 1 (Cc=3.26) yang menerobos zona terlarang menghasilkan sifat-sifat volumetrik dan
mekanis yang baik (γ = 2,478 gr/ml, E = 4185,775 Mpa, Stabilitas = 934,52 kg, σmaks = 1,914 Mpa dan KIC = 459,34 Mpa).
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang buruk untuk pemakaian gradasi menerus yang menerobos zona terlarang. | en_US |