dc.identifier.citation | Barly, Neo Endra Lelana dan Agus Ismanto. (2010). “Keefektifan campuran garam tembaga–khromium-boron terhadap rayap dan jamur perusak kayu.” Jurnal Penelitian Hasil Hutan ,Vol.28 No 3, September, 222-230. http://library.forda-of.org/libforda/data_pdf/3237.pdf http://word-to-pdf.abdio.com.Quickly Convert Word (doc) RTF HTM. CSS TXT to PDF.Universitas Malikussaleh- Lhokseumawe. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/91093440.pdf. Ismail I, Morisco, Prayitno, T.A. (2009). “Sifat pengawet air laut pada bambu ampel menggunakan metode Boucherie- Morisco.” Tesis, Program Pasca Sarjana, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta. Morisco. (2002). “Cara Memperoleh Bambu yang Awet.” Majalah Clapeyron 43/Maret – Agustus 2002. Nurul Aini, Morisco, Anita Firmanti. (2008). “Pengaruh pengawetan terhadap kekuatan dan keawetan produk laminasi bambu.” Tesis, Program Pasca Sarjana, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta. Prananta. (2005). Pemanfaatan Sabut dan Tempurung Kelapa serta Cangkang Sawit Untuk Pembuatan Asap Cair Sebagai Pengawet Makanan Alami. Program Pasca Sarjana, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta. Setyawati, Morisco dan Prayitno, T.A. ( 2008). “Pengaruh ekstrak tembakau terhadap sifat dan perilaku mekanik laminasi bambu petung.” Tesis, Program Pasca Sarjana, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta. Sipayung, B. (2007). “Uji keawetan bambu betung (Dendrocalamus asper Back) terhadap serangan serangga bubuk kayu kering (Lyctus Brunneus Step) dengan bahan pengawet boraks.” Makalah pada Ekspose hasil-hasil Penelitian “Peran Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dalam mendukung rehabilitasi dan konservasi kawasan hutan di Sumatera Bagian Utara “, Medan, 12 November 2007. http://library.forda-of.org/libforda/data_pdf/2045.pdf Wibowo B, Morisco, Prayitno, T.A. (2009). “Pengaruh khitosan sebagai bahan pengawet pada bilah dan laminasi bambu apel.” Tesis, Program Pasca Sarjana, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta. Wijaya M, E.Noor, Teja Irawadi T, Pari, G. (2008). “Karakterisasi Komponen Kimia Asap Cair dan Pemanfaatannya sebagai Biopestisida.” Bionature Vol 9(1), April : 34-40. | en_US |
dc.description.abstract | Sebagai elemen struktur, salah satu kendala pemakaian bambu adalah sifatnya yang rentan terhadap serangan rayap maupun
kumbang bubuk sehingga perlu diawetkan agar dapat dipakai dalam waktu lama Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pengawetan bambu terhadap tingkat mortalitas rayap kayu kering. Pengawetan dilakukan dengan menggunakan
metode Boucherie-Morisco, dengan larutan asap cair tempurung kelapa grade 2 dan 3, konsentrasi 5%, 10%, dan 15%.
Bambu wulung dipotong menjadi 3 bagian yaitu pangkal, tengah dan ujung, diawetkan, diambil 3 sampel untuk setiap pengujian.
Benda uji ukuran 2,5cmx5cmxtebal bambu, yang tidak dan yang diawetkan dimasukkan ke dalam kotak pengujian,
kemudian dimasukkan 50 ekor rayap kayu kering ke dalamnya. Kotak pengujian disimpan dalam ruang gelap selama 50 hari
dan dilakukan pengamatan terhadap mortalitas rayap setiap 2 hari. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa tingkat mortalitas
rayap pada bambu yang diawetkan mengalami peningkatan yang nyata terhadap yang tidak diawekan. Mortalitas rayap
rata-rata bambu yang diawetkan dengan asap cair grade 2 dan 3 konsentrasi 0%, 5%,10% dan 15% sebesar : 24,89% ,
92,22%, dan 92,45%, dengan kehilangan berat: 2,908%, 0,257%, 0,245% dan 0,282%. Penggunaan asap cair tempurung kelapa
konsentrasi 5% sudah cukup baik untuk pengawetan bambu. | en_US |