PADA NONTON DAN SEBLANG LUKINTO: Membaca Lokalitas dalam Keindonesiaan
Abstract
Tulisan ini hendak membaca lebih jauh mengenai lokalitas dalam konteks
keindonesiaan atau keindonesiaan dalam lokalitas. Kajian akan difokuskan pada
bagaimanakah teks syair-syair dalam pertunjukan gandrung mengartikulasikan sesuatu
yang dapat dikategorikan sebagai lokalitas atau sesuatu yang dapat dikategorikan
sebagai keindonesiaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
kajian etnografi. Dalam analisis etnografis, metode interpretasi dipergunakan untuk
mengakses lebih dalam terhadap berbagai domain yang dialamiahkan dan aktivitas
karakteristik pelaku budaya yang diteliti. Hasil temuan menunjukkan bahwa makna
representasi identitas melalui teks syair-syair gandrung menjelaskan kepada kita dua
hal penting. Pertama, adanya wilayah pertarungan yang berlangsung dinamis dan
tidak stabil. Dominasi sebagai posisi terpenting akan tidak dikenali ketika penetrasinya
semakin meluas dan tekanan dari kekuatan yang lain terus meningkat. Kedua, bahwa
representasi identitas merupakan wilayah pertarungan pemaknaan yang kemudian
menyebabkan identitas itu sendiri lebih merupakan konstruksi dan proyek (politik)
penciptaan. Sebagai sesuatu yang terbangun, identitas merupakan sesuatu yang
diskursif, retak, dan berubah-ubah mengikuti perubahan ruang-waktu. Entah sebagai
bagian lokalitas atau bagian dari keindonesiaan