dc.identifier.citation | Aminuddin. 2002. Analisis Wacana: Dari Linguistik sampai dekonstruksi. Yogyakarta: Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada. Bogdan, Robert & Taylor, Steven J. 1976. Introduction to Qualitative Research Methods. New York: Wiley-Interscience. Brown, Gillian dan Goerge Yule. 1996. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press Cook, G. 1992. The Discourse of Advertising. London & New York: Routledge. Coulthard, Malcolm. 1998. An Introduction to Discourse Analysis. Essex: Longman Crystal, David. 1987. The Cambridge Encyclopedia of Language. Cambridge: Cambridge University Press. Emery, Edwin dan T. C. Smythe. 1986. Mass Communication (sixth edition). Concepts and Issues in the Mass Media. Dubuque: Win. C. Brown Publishers. Frith, Katherine Toland & Mueller Barbara. 2003. Advertising and Societies: Global Issues. New York: Peter Lang Publishing Inc. Goddard, Angela. 1998. The Language of Advertising. London: Routledge. Gram-Hanssen, Kirsten. Modern and late-modern concepts of lifestyle in relation to environmental behaviour. ESA Conference, Murcia, Spain, 23 – 27 September 2003. http://sbi.dk/miljo-og-energi/livsstil-og-adferd/ modern-and-late-modern-concepts-oflifestyle- in-relation-to-environmental-behaviour/. Diunduh tanggal 1 Desember 2008. Hermawan, Anang. 2007. Mitos dan Bahasa Media: Mengenal Semiotika Roland Barthes. Diunduh tanggal 2 Februari 2008 dari http://abunavis.wordpress.com/2007/12/31/mitosdan- bahasa-media-mengenal-semiotika-roland-barthes/. Herniti, Ening. 2001. “Iklan Televisi: Analisis terhadap Struktur, Tindak Tutur, dan Adjectiva Penanda Jender”. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada. Jefkins, Frank. 1996. Periklanan. Haris Munandar (pentj). Jakarta: Erlangga. Krippendorf, K. 1998. Content Analysis: An Introduction to Its Methodology. London: Sage Publication. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moriarty, Sandra E. 1991. Creative Advertising: Theory and Practice. 2nd Edition. America: Prentice-Hall. Nasr, Sayyed Hossein. The Modern Lifestyle. Hamdard Islamicus Vol. XXIII, No. 2. Diunduh 1 Desember 2008 dari http://muslim-canada.org/hamdard_nasr.html. Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika (Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna). Bandung: Jalasutra. Riyanto, Bedjo. 2000. Iklan Surat Kabar dan Perubahan Masyarakat di Jawa Masa Kolonial. Yogyakarta: Tarawang. Stubbs, Michael.1989. Discourse Analysis: The Sociolinguistic Analysis of Natural Language. Oxford: Basil Blackwell Ltd. Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metode Penelitian Struktural. Surakarta: UNS. Sutherland, Max. 2008. Advertising and the Mind of the Consumer. New South Wales: Allen & Unwin. Vilanilam, J.V. & Varghese, A.K. 2004. Advertising Basics: Resource Guide for Beginner. New Delhi: Response Books. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keunggulan-keunggulan yang
ditawarkan oleh iklan properti berbahasa Inggris pada media massa cetak dan
elektronik di Indonesia, mendeskripsikan makna unsur bahasa dan makna unsur
non-bahasa yang berupa gambar dalam iklan-iklan tersebut, dan memaknai pesan
iklan properti tersebut berdasarkan perspektif sosiokultural. Penelitian ini bersifat
deskriptif kualitatif dengan metode analisis isi. Data berjumlah 44, yang diperoleh
dari harian Kompas dan The Jakarta Post serta Trans TV dan Metro TV. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 keunggulan yang ditawarkan dalam
iklan-iklan tersebut. Yang mendominasi adalah layanan dan rekreasi, mebelair serta
fasilitas olah raga. Unsur bahasa terlihat pada nama produk, slogan, dan harga. Semua nama produk dan slogan menyimbolkan kebesaran, kemewahan, keindahan,
kekhasan dan kenyamanan di tengah kehidupan yang serba modern. Harga dalam
Rupiah, Dolar Amerika, Dolar Singapura, dan Euro mengindikasikan bahwa produk
ditawarkan dalam skala internasional. Unsur non-bahasa, yang mendukung makna
unsur bahasa, terdiri dari rumah bagus dengan taman atau kolam renang, gedung
bertingkat, mebelair dan desain interior mewah, serta pantai. Berdasarkan
perspektif sosiokultural, produk iklan menggambarkan terjadinya pentransferan
kultur menuju gaya hidup masyarakat modern. Penggunaan bahasa Inggris dalam
iklan bisa dimaknai sebagai penjualan aset secara diam-diam kepada pihak asing
yang memiliki kapital yang besar. | en_US |