MODEL PEMBELAJARAN STUDI ISLAM DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (Studi Komparatif Model Baitul Arqam dengan Reguler)
Abstract
Problem yang dihadapi manusia di zaman modern adalah menghendaki
visi dan orientasi pendidikan yang tidak semata-mata menekankan pada
pengisian otak, tetapi pengisian jiwa, pembinaan akhlak dan kepatuhan
dalam menjalankan ibadah. Dunia pendidikan merupakan salah satu
pranata yang terlibat langsung dalam mempersiapkan masa depan umat
manusia. Kegagalan dunia pendidikan dalam menyiapkan masa depan
umat manusia adalah merupakan kegagalan bagi kelangsungan
kehidupan bangsa. Penelitian ini meneliti tentang perbedaan dan
persamaan antara pembelajaran Studi Islam model Baitul Arqam dan
reguler. Pengaruh penerapan strategi pembelajaran model Baitul Arqam
dan reguler terhadap keaktifan dan keterlibatan mahasiswa. Jenis
penelitian yang penulis lakukan ini berupa penelitian lapangan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif.
Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan kesimpulan bahwa perbedaan
model pembelajaran reguler dan Baitul Arqam terletak pada kegiatan
pembelajaran yang mana pembelajaran reguler masih didominasi oleh
dosen, pembelajarannya tidak mengaktifkan, proses monoton, serta
suasana yang tidak menyenangkan. Sedangkan pembelajaran Baitul
Arqam kegiatan pembelajaran lebih didominasi pada mahasiswa, pembelajaran sangat enjoy dan menyenangkan, aktif, variatif,
kolaboratif, pembelajaran di luar kelas yang mengembangkan afeksi
dan psikomotorik. Persamaan model pembelajaran reguler dan Baitul
Arqam adalah sama-sama mengembangkan ranah kognitif, untuk
kasus tertentu masih sama-sama perlu ceramah dan indoktrinasi, serta
sama-sama mengejar target kurikulum. Model pembelajaran reguler
mahasiswa cenderung didominasi, pasip, sebagai objek, tidak terlibat,
terabaikan, ditentukan, individual, monoton, kering, posisi kosong.
Model pembelajaran Baitul Arqam mahasiswa cenderung mendominasi,
aktif terlibat, subjek dan objek, diperhatikan, ikut menentukan,
di fasilitasi, saling membelajarkan, sharing, variatif, mengalami,
menumbuhkan talenta. Optimalisasi kematangan berfikir inovatif,
inisiatif, berpotensi, kekeluargaan, implementatif, meminimkan
kejenuhan, membuat mahasiswa belajar.