• Login
    View Item 
    •   Home
    • Terbitan Berkala Ilmiah (Journal)
    • Suhuf
    • Volume 23 No. 1, Mei 2011
    • View Item
    •   Home
    • Terbitan Berkala Ilmiah (Journal)
    • Suhuf
    • Volume 23 No. 1, Mei 2011
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    GENEALOGI SEKULARISME PADA ILMU MANAJEMEN

    Thumbnail
    View/Open
    4. Supawi.pdf (110.2Kb)
    Date
    2011-05
    Author
    Pawenang, Supawi
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Ilmu manajemen yang berlaku saat ini berkonsep sekular dan bercorak antroposentris. Peran Tuhan tidak pernah dihadirkan. Keberhasilan maupun kerugian seakan berhenti pada sebab upaya manusia saja. Tuhan dianggap tidak berbuat apa-apa. Pada konsep ilmu yang semacam ini, jika ditinjau dari sudut pandang agama tentu sangat bertentangan. Munculnya konsep yang sekular seperti itu tidak lepas dari diakomodasinya jalur keilmuan yang bersifat positivistik, yang menguat pada era modern. Upaya-upaya bersifat universalisme dan materialisme dikuatkan dengan cara merangkai-nya dengan istilah ilmiah, yang dibatasi pada hal-hal yang bersifat veriviable, empiris, diakui umum (general), measurable, ada faktanya, dan sebagainya. Hal-hal yang bersifat metafisik (gaib) dianggap tidak ada. Hal-hal seperti Tuhan, jiwa, psikis, nasib, rejeki, dan sebagainya yang bersifat abstrak dianggap tidak ada. Tentu saja konsep yang sepert ini mempunyai cacat epistemologis dan megabaikan realitas. Dampaknya, banyak orang yang menjadi abai dengan oran lain, dengan alam, juga dengan Tuhan akibat hanya berorientasi dengan materi atau kuasa tersebut. Oleh ksrens itu, dalam aktifitas kehidupannya, manusia menjadi senantiasa kompetitif, berperilaku zero sum game, berorientasi individualis, dan mengukur kesuksesan dari indikator kuantitatif. Kedepan, seharusnya sifat antroposentrisme dalam ilmu manajemen perlu diubah menjadi teoantroposentris, dengan cara memasukkan nilai-nilai ketuhanan dalam setiap aktivitasnya. Antara akal, teks-teks keagamaan, dan hati disinergikan untuk melakukan perbuatan. Perilaku tidak hanya diorientasikan untuk kepentingan diri sendiri saja, tetapi juga ada upaya untuk membebaskan orang-orang yang mengupayakantidak beruntung, serta senantiasa bertransendensi kepada Tuhan YME. Cara yang bisa dilakukan adalah melengkapi konsep fungsi-fungsi manajemen dengan kesadaran kemakhlukan sebagai manifestasi ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian, ilmu manajemen tidak lagi hanya bersifat positivistic-antroposentris, tetapi menjadi manajerial-teoantroposentris.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/2260
    Collections
    • Volume 23 No. 1, Mei 2011

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV