Show simple item record

dc.contributor.authorPawenang, Supawi
dc.date.accessioned2012-12-10T04:20:19Z
dc.date.available2012-12-10T04:20:19Z
dc.date.issued2011-05
dc.identifier.citationGeorge R. Terry, Principles of Management, Ter. Sujai, Bandung: Penerbit Grafika, 1968. Oey Liang Lee, Pengertian Manajemen, Buletin No.1, tt., Yogjakarta: BPA UGM. Yunasril Ali, Manusia Citra Ilahi, Jakarta: Paramadina, 1997. Supawi Pawenang, Islam Perspektif Manajemen, Yogjakarta: Idea Press, 2010. George R. Terry, Principles of Management, Ter. Sujai, Bandung: Penerbit Grafika, 1968. Oey Liang Lee, Pengertian Manajemen, Buletin No.1, tt., Yogjakarta: BPA UGM. Yunasril Ali, Manusia Citra Ilahi, Jakarta: Paramadina, 1997. Supawi Pawenang, Islam Perspektif Manajemen, Yogjakarta: Idea Press, 2010.en_US
dc.identifier.issn0852-368X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/2260
dc.description.abstractIlmu manajemen yang berlaku saat ini berkonsep sekular dan bercorak antroposentris. Peran Tuhan tidak pernah dihadirkan. Keberhasilan maupun kerugian seakan berhenti pada sebab upaya manusia saja. Tuhan dianggap tidak berbuat apa-apa. Pada konsep ilmu yang semacam ini, jika ditinjau dari sudut pandang agama tentu sangat bertentangan. Munculnya konsep yang sekular seperti itu tidak lepas dari diakomodasinya jalur keilmuan yang bersifat positivistik, yang menguat pada era modern. Upaya-upaya bersifat universalisme dan materialisme dikuatkan dengan cara merangkai-nya dengan istilah ilmiah, yang dibatasi pada hal-hal yang bersifat veriviable, empiris, diakui umum (general), measurable, ada faktanya, dan sebagainya. Hal-hal yang bersifat metafisik (gaib) dianggap tidak ada. Hal-hal seperti Tuhan, jiwa, psikis, nasib, rejeki, dan sebagainya yang bersifat abstrak dianggap tidak ada. Tentu saja konsep yang sepert ini mempunyai cacat epistemologis dan megabaikan realitas. Dampaknya, banyak orang yang menjadi abai dengan oran lain, dengan alam, juga dengan Tuhan akibat hanya berorientasi dengan materi atau kuasa tersebut. Oleh ksrens itu, dalam aktifitas kehidupannya, manusia menjadi senantiasa kompetitif, berperilaku zero sum game, berorientasi individualis, dan mengukur kesuksesan dari indikator kuantitatif. Kedepan, seharusnya sifat antroposentrisme dalam ilmu manajemen perlu diubah menjadi teoantroposentris, dengan cara memasukkan nilai-nilai ketuhanan dalam setiap aktivitasnya. Antara akal, teks-teks keagamaan, dan hati disinergikan untuk melakukan perbuatan. Perilaku tidak hanya diorientasikan untuk kepentingan diri sendiri saja, tetapi juga ada upaya untuk membebaskan orang-orang yang mengupayakantidak beruntung, serta senantiasa bertransendensi kepada Tuhan YME. Cara yang bisa dilakukan adalah melengkapi konsep fungsi-fungsi manajemen dengan kesadaran kemakhlukan sebagai manifestasi ibadah kepada Allah SWT. Dengan demikian, ilmu manajemen tidak lagi hanya bersifat positivistic-antroposentris, tetapi menjadi manajerial-teoantroposentris.en_US
dc.publisherlppmumsen_US
dc.subjectManajemenen_US
dc.subjectantroposentrisen_US
dc.subjectteoantroposentrisen_US
dc.subjectpositivistiken_US
dc.titleGENEALOGI SEKULARISME PADA ILMU MANAJEMENen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record