dc.identifier.citation | Aziz, Ahmad Amir. 1999. Neo Modernisme Islam di Indonesia, gagasan Sentral Nurcholish Madjid dan Abdurrahman wahid, cet I. Jakarta: PT Rineka Cipta. Barton, Greg. 1999. Gagasan Islam Liberal di Indonesia: Pemikiran Neo-Modernisme Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib, dan Abdurrahman wahid. Jakarta: Paramadina dan Pustaka Antara. Depag. 1990. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Hasan, Muhammad Kamal. 1987. Modernisasi Indonesia: Respon cendekiawan Muslim, terj. Ahmadie Thaha. Jakarta: Lingkaran Studi Indonesia (LSI). Nafis, Muhammad Wahyuni. 1995. “Pengantar Editor”, dalam Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan, Membangun Tradisi dan visi Baru Islam Indonesia. Jakarta: Yayasan wakaf Paramadina Madjid, Nurcholish. 1992. Islam, Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemoderan. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina. ————. 1995. “Pluralisme Agama di Indonesia” dalam Ulumul Qur’an, No. 3, Vol. VI.————. 1997. Tradisi Islam: Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Paramadina. ————. 1997. Masyarakat Religius. Jakarta: Paramadina. ————. ed.). 1994. “Warisan Intelektual Islam”, Khazanah Intelektual Islam, cet. 3. Jakarta: Bulan Bintang. ————. 1993. “Beberapa renungan tentang Kehidupan Keagamaan untuk Generasi Mendatang” dalam Ulumul Qur’an, No. 1, Vol. IV. ————. 1989, Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan. Bandung: Mizan. Siti Nadroh. 1999. Wacana Keagamaan dan Politik Nurcholish Madjid. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pandangan Nurcholish Madjid
tentang Pluralitas dan Titik Pertemuan Agama yang berpijak pada sumber ajaran Islam,
Al-Qur’an. Namun, realitas Islam dalam limbo sejarah tidak luput dari analisisnya sebagai
pengejawantahan Islam dalam sejarah. Penelitian ini adalah penelitian liteter yang datanya
ditelusuri melalui literatur, khususnya karya-karya Nurcholish Madjid, sebagai referensi
pokoknya. Datanya diolah dengan cara dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pluralitas di alam semesta ini, termasuk agama, adalah suatu keniscayaan dan bagian dari
kehendak Tuhan. Mengingat dalam realitas ada banyak agama, Al-Qur’an mengajak para
pemeluk agama-agama untuk menyepakati “titik pertemuan” (common platform, kalimah
sawa’), yaitu tawhid, dan jika mereka menolak, maka masing-masing umat beragama harus
memberikan hak kebebasan untuk bereksistensi dan menempuh jalan hidup sesuai
keyakinannya. Dengan mengimplementasikan segi-segi universal ajaran agamanya
diharapkan akan muncul sikap saling berlomba yang positif (fastabiq al-khairat). | en_US |