dc.identifier.citation | 59 Abror, Abd. Rahman. 2009. Pantun Melayu: Titik Temu Islam dan Budaya Lokal Nusantara. Yogyakarta: LKiS. Ahmad, Sabaruddin. 1953. Seluk-Beluk Bahasa Indonesia. Medan: U.P. Anggaeni, Dina. 2005. ”Analisis Kualitas Pelayanan kepada Tamu Cafe Wiryowidagdo di Hotel Quality Solo”. Tugas Akhir DIII, Akademi Pariwisata Sahid Surakarta. Surakarta: Percetakan Saiful. Ari Setyowati, Ragil, dll. 2007. ” ”Wacana Sticker Gaul: Variasi Bahasa, Isi Pesan, dan Pemanfaatannya dalam Komunikasi”. Kajian Linguistik dan Sastra. Vol 8. No. 1. Pebruari 2007. Darmasoetjipta, F.S. 1985. Kamus Peribahasa Jawa dengan Penjelasan Kata-kata dan Pengertiannya. Yogyakarta: Kanisius. Hani. 2005. 1001 Kisah Teladan. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Kompas. 2007. ”Pak Ali, Guru Pantun dari Bintan”. Kompas, 27 Desember 2007. Kridalaksana, Harimurti. 1983. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Mardiwasito, L. 1980. Peribahasa dan Seloka Bahasa Jawa. Jakarta: Depdikbud Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial UMS. 2009. Pendidikan Perdamaian Berbasis Islam. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ramlan, M. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Cetakan kesembilan. Yogyakarta: C.V. Karyono. 60 Sudaryanto. 2003. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sunanda, Adyana; Atiqa Sabardila; dan Agus Budi Wahyudi. 2003. ”Penelitian tentang Bentuk dan Makna Wacana Sticker”. Laporan Penelitian Dosen Muda. Sumber Data Kompas. 2007. ”Satu Menit Pencerahan, Satu Menit Kearifan”. Kompas, 5 Maret 2007. ---------. 2007. ” Disiplin Tak Harus Kejam”. Kompas, 14 April 2007. ---------. 2007. ”Harmoni Kunci Peradaban Maju”. Kompas, 20 April 2007. ---------. 2007. ”Menyadap Pinus, menjaga Hutan”. Kompas, 20 April 2007. ---------. 2007. ” Menolak Warisan Utang Sejarah”. Kompas, 11 Mei 2007. ---------. 2007. ”Memaksimalkan Komunikasi Meningkatkan Produktivitas”. Kompas, 22 Mei 2007. ---------. 2007. ”Memberi Informasi Meminimalisasi Resiko”. Kompas, 24 Mei 2007. ---------. 2007. ”Kesempurnaan Hidup bukan dari Materi”. Kompas, 7 September 2007. ---------. 2007. ”Menggali Masa Lalu, Mencari Jati Diri. Kompas, 7 September 2007. 61 ----------. 2007. ”Jika Berbeda, Toleransi Dikedepankan”. Kompas, 11 Oktober 2007. ----------. 2007. ”Memelintir Kebijakan, Menyalahkan Wartawan”. Kompas, 9 Nopember 2007. ----------. 2007. ”Sertifikasi Guru, Pendidikan Tanpa Logika”. Kompas, 20 Nopember 2007. ----------. 2007. ”Perjalanan Pangan, Perjalanan Peradaban”. Kompas, 23 Nopember 2007. ----------. 2007. ”Pers Sehat, Masyarakat Sehat”. Kompas, 23 Nopember 2007. ----------. 2007. ”Mendengkur Bisa Membunuh Diam-diam”. Kompas, 23 Nopember 2007. ----------. 2007. ”Memantau Kerumbu Karang Menyelamatkan Karimunjawa”. Kompas, 25 Nopember 2007. ---------. 2007. ”Menanam Dahulu Baru Menebang”. Kompas, 10 Desember 2007. ---------. 2007. ”Lawan Kekerasan dengan Hidup Adil”. Kompas, 11 Desember 2007. ---------. 2007. ”Kekayaan Bisa Dipuja atau Dicaci”. Kompas, 16 Desember 2007. ---------. 2007. ”RUU-RUU Pengancam Kebebasan Pers”. Kompas, 19 Desember 2007. ---------. 2007. ”Hakikat Korban adalah Solidaritas.” Kompas, 21 Desember 2007. ---------. 2007. ”Saling Kunjung. Wujud Toleransi Keluarga”. Kompas, 23 Desember 2007. ---------. 2007. ”Memahami Laut, Mencegah Bencana”. Kompas, 26 Desember 2007. ---------. 2008. ”Aktualnya Beragam Ungkapan”. Kompas, 14 Januari 2008. ---------. 2008. “Menjadi Relawan, Menebar Kepedulian”. Kompas, 31 Agustus 2008. ---------. 2009. “Wayang Potehi, Perekat Kebersamaan”. Kompas, 19 Januari 2009. ---------. 2009. “Garebeg Sudiro, Akulturasi ala Warga Sudiroprajan Solo”. Kompas, 20 Januari 2009, ---------. 2009. “Menghijaukan Hutan, Menyekolahkan Anak”. Kompas, 3 Pebruari 2009. ---------. 2009. “Teater Kampus Wadah Berbagi dan Beraksi”. Kompas, 7 Pebruari 2009. ---------. 2009. ”Mengelola Sampah, Memelihara Lingkungan”. Kompas, 28 Pebruari 2009. ---------. 2009. ”Membuka Penerbangan, Mendorong Pertumbuhan”. Kompas, 6 Maret 2009. ---------. 2009. ”Manusia Serakah, Harimau pun Marah”. Kompas, 12 Maret 2009. ---------. 2009. ”Merawitkan Naskah, Membaca Sejarah”. Kompas, 22 Maret 2009. | en_US |
dc.description.abstract | ”Perkembangan Peribahasa Bahasa Indonesia Berkonteks Kekinian: Kajian
pada Judul Artikel di Harian Kompas” merupakan fenomena baru dalam berbahasa
yang disampaikan khusus oleh kelompok profesional di bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan aplikasi-aplikasinya. Kelompok profesional menulis di media massa
karena pola pikir mereka ”memberontak” terhadap lingkungan sekitar, baik yang
biotik maupun yang abiotik. Pola pikir inilah yang menghasilkan wujud peribahasa
baru yang berbeda dengan peribahasa yang diajarkan dalam pelajaran Bahasa
Indonesia.
Penelitian ini bertujuan: (a) menemukan bentuk tuturan yang bernilai
peribahasa, (b) mengidentifikasikan konteks yang melatarbelakangi munculnya
peribahasa, (c) mengkaji aspek kebudayaan apa saja yang mendapatkan sumbangan
lewat munculnya peribahasa baru, dan (d) mengidentifikasikan aktor yang
melahirkan bentuk ungkapan bernilai peribahasa.Metode yang digunakan untuk
pengumpulan data dengan teknik pembacaan teks artikel essay pada judul, tubuh
artikel, dan realitas di luar yang berhubungan dengan penciptaan teks artikel
tersebut.
Adapun metode analisisnya berupa analisis bentuk dan analisis isi (content
analysis). Analisis bentuk dengan model analisis sintaksis, yakni dengan
menganalisis pengisi fungsi Subjek dengan Predikat. Adapun analisis isi, yang
setingkat dengan hermeneutik, mengungkap isi pesan yang disampaikan, konteks
yang melingkupi, serta aktor (partisipan) yang menyampaikan artikel. Isi pesan yang
akan digali berupa munculnya norma atau nilai-nilai baru. Kalimat yang berciri
proposisi memiliki potensi sebagai pengantar konsep. Sebagai peribahasa, struktur
yang digunakan berupa struktur sederhana. Kesederhanan ini ditunjukkan oleh unsur
pengisi fungsi subjek maupun predikat. Simpulan penelitian sebagai berikut:
Pertama, judul-judul artikel di harian Kompas ditemukan positif berwujud
peribahasa bahasa Indonesia. Bentuk peribahasa bahasa Indonesia dalam judul
artikel yang ditemukan berkonteks kekinian. Temuan ini merupakan bukti bahwa
proses budaya yaitu perkembangan peribahasa bahasa Indonesia terus berjalan.
Kedua, konteks yang melatarbelakangi munculnya peribahasa adalah peristiwa
sosial yang terjadi pada masa kini, contoh: berupa hasil penilaian karya, praktik
pendidikan, mengubah cara berpikir, kekawatiran terhadap lingkungan, peluncuran
buku, pentingnya e-mail, kasus ibu hamil, isu bisnis (property), dan topik kegiatan
seminar. Ketiga, aspek kebudayaan yang mendapat sumbangan melaluit munculnya
peribahasa yang berkonteks kekinian Keempat, penulis artikel adalah yang berperan
sebagai aktor budaya yang melahirkan bentuk ungkapan bernilai peribahasa. Penulis
artikel ini sebagai bagian dari kaum intelektual di Indonesia. | en_US |