Show simple item record

dc.contributor.authorIndrawati
dc.contributor.authorNurhasan
dc.contributor.authorNi’ami, Mutimatun
dc.date.accessioned2013-02-01T04:13:02Z
dc.date.available2013-02-01T04:13:02Z
dc.date.issued2008-10
dc.identifier.citationAnonymous, 2004, PKL di Manahan Tidak Terkendali, Solopos, 24 Februari 2004. Fosterharoldas, 2004. Pengelolaan Ruang Publik di Kota, International Seminar and National Symposium Managing Conflicts in Public Space through Urban Design di UGM Yogyakarta tanggal 6-7 Maret 2004. Haris Koentjoro, Muhammad, 1994. Keberadaan Sektor Informal terhadap Pembentukan Ruang Kota, Seminar Internaal– tidak dipublikasikaaan, Jurusan Teknik Arsitektur – ITB. Heru, Poerbo, 2004. Konflik di ruang terbuka public : Alun-alun, Jalan dan jalur Pedestrian. Proceedings International Seminar, National Simposium , Exibition and WorkShop in Urban Design 2004, ISSN 1693-8895. Indrawati, 2003. Rekayasa Penataan Pedagang Kaki Lima / PKL (Pendekatan Arsitektural – Partisipatif), Simposium Nasional Rekayasa, Aplikasi, Perencanaan dan Industri (RAPI) II di UMS, Surakarta , tanggal 13 Desember 2003. -----------, 2004. Peran Masyarakat Pemilik / Penghuni Lahan pada Perbatasan Trotoar terhadap Pengendalian Pedagang Kaki Lima (PKL), International Seminar and National Symposium Managing Conflicts in Public Space through Urban Design di UGM Yogyakarta tanggal 6-7 Maret 2004. -----------, 2005, The Character of Pedestrian Retailer Supported by Pedestrian and Non Pedestrian Activity at Some Square Public Spaces in Surakarta, makalah pada International Seminar “Culture of Living” di Yogyakarta (19 Maret 2005). -----------, 2007, Ruang Hijau Kota (Buku Pegangan Kuliah Ruang Hijau Kota) Jurusan Teknik Arsitektur UMS . Indrawati dan Nurhasan, 2004, Mengendalikan Pedagang kaki Lima (PKL) Melalui Desain Pagar Bangunan? dalam Jurnal Teknik “Gelagar” Volume 15, Nomor 01, April 2004. Indrawati ; Nurhasan dan Samsudin R., 2004, Dampak Privatisasi Square Public Space, Seminar Pemberdayaan Area Publik di Dalam Kota “Area Publik sebagai Tempat Warga Kota Mengekspresikan Diri” diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia di Jakarta pada tanggal 21 Juli 2004 Indrawati, Nurhasan dan Riza Zahrul Islam, 2004, Perbedaan Pemahaman Ruang dan Urban Space oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Pemerintah Kota Surakarta, Research Grant, FT-UMS, 2004. Indrawati, Nurhasan dan Suryaning S., 2007, Pola Penggunaan Ruang (Space Use) pada Damija (Daerah Milik Jalan) di Kota Surakarta, Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial – UMS. Linch, Kevin, 1987. Good City Form, The MIT Press, London. Nurhasan, 1999, Panduaan Penataan Kaawasan Alun-alun Semarang, Thesis S2- tidak dipublikasikan, Program Magister Arsitektur PPs – ITB. Palupi, Nola dan Raharjo, Minto, Pengaruh Arsitektur Perkantoran dan Perdagangan terhadap Pola Penyebaran Pedagang Kaki Lima, di Jalan Slamet Riyadi di Surakarta (Koridor Perempatan Yos Sudarso-Gladag), LKTM UMS, 2003. Pemkot Surakarta, 2007, Kajian Hukum Penataan City Walk di Kota Surakarta tahun 2006. Pemkot Surakarta, 2007, Kajian Hukum Penataan PKL di Kota Surakarta tahun 2006. Pemkot Surakarta, 2003, Direktori PKL Kota Surakarta tahun 2003 . Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold, New York. Sidharta, Amir, 2002. Harian Kompas, Agustus 2002. Trancik, Roger (1996) Finding Lost Space, The Urban Design Theory, Van Nostrand Reinhold, New York .en_US
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/2639
dc.description.abstractDi Kota Surakarta, Pemkot berusaha mengatur PKL di jalan-jalan agar permasalahan sebagaimana disebutkan di atas agar tidak terjadi, atau minimal tidak semakin parah. Dengan mengedepankan pemberdayaan PKL, relokasi, shelterisasi, tendanisasi dan grobagisasi diharapkan akan mampu memberikan kepastian hukum PKL dalam konteks tata ruang kota serta status formal bagi PKL. Namun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kebijakan yang diterapkan belum mampu memenuhi harapan Pemkot Surakarta. Bertolak dari hal di atas dilakukan penelitian dengan tujuan untuk melihat seberapa jauh keterkaitan antara pembinaan/penataan yang dilakukan oleh Pemkot dengan type bangunan/alat untuk berdagangnya; dan (b) mentysun rekomendas yang berisi tentang arahan tentang bangunan/alat yang sebaiknya digunakan untuk berdagang PKL. Pengumpulan data dilakukan secara primer, menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif, disajikan scara eskriptif komparatif untuk mengetahui kecenderungan PKL dalam membentuk fisik bangunan. Setelah dilakukan analisis dan menghasilkan beberapa temuan yang tersusun dalam simpulan dan menghasilkan rekomendasi sebagai beriku: (a) Bentuk pembinaan/penetaan yang direkomendasikan adalah tendanisasi (bongkar pasang seluruhnya) dan robagisasi atau perpaduan keduanya; (b) material bangunan/alat dan arahan desain untuk berdagang yang disarankan adalah: (i) Material gerobag berupa atap seng datar dan dinding kaca atau alumunium yang dipadu dengan pemilihan warna dan bentuk untuk papan nama dan elemen estetis lainnya; (ii) Untuk type bangunan tenda (bongkar pasang selruhnya) jenis material yang disarankan adalah penutup atap terbuat dari terpal, dinding berupa terpal atau kain (sekaligus papan nama), dan lantai terbuat dari plesteran atau paving block. Untuk desain struktur atap diusahakan sedemikian rupa sehingga membentuk atap cembung (melengkung atau setengah tabung).en_US
dc.description.sponsorshipHibah Bersaing DIKTIen_US
dc.publisherLPPM-UMSen_US
dc.subjectPenataan PKLen_US
dc.subjectKota Surakartaen_US
dc.titleFORMALISASI PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) KOTA SURAKARTA (Melalui Pendekatan Arsitektur Kota)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record