Uji Toksisitas Akut Sirup Zink Ekstrak Ikan Bilih (Mystacoleuseus padangensis) terhadap Mencit Galur Swiss
Abstract
Sirup Zink Ekstrak ikan bilih adalah sirup yang dibuat dari bahan dasar ikan bilih (mystacoleuseus
padangensis) yaitu bahan pangan lokal daerah yang sudah biasa dikonsumsi masyarakat sebagai lauk di tepian
danau Singkarak Kabupaen Solok Propinsi Sumatera Barat. Ikan bilih mempunyai kandungan zink yang jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan zink pada bahan pangan lainnya, sehingga bisa dijadikan bahan
pangan untuk suplementasi zink untuk diet bagi kesehatan manusia, namun belum tersedia standar keamanan
untuk sediaan ikan bilih ini dalam bentuk ekstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek toksisitas akut
sirup zink ekstrak ikan bilih (mystacoleuseus padangensis) yang diukur secara kuantitatif dengan LD50. Objek
uji toksisitas adalah 16 ekor mencit Galur Swiss jantan dengan kriteria umur 8 – 24 minggu, berat 25 – 35
gram, tingkah laku dan aktivitas normal, dan tidak ada kelainan anatomis yang tampak. Objek uji dibagi dalam
4 kelompok yaitu satu kontrol, dan 3 perlakuan (3 peringkat dosis 0,5 ml; 1,0 ml; dan 1,5 m/KgBB per oral).
Pengamatan gejala toksik dilakukan selama 24 jam, sedangkan jumlah hewan mati selama 14 hari. Tidak
didapatkan mencit mati pada penelitian ini. Pada pengamatan gejala toksik tidak didapatkan gejala lain selain
perubahan fungsi lokomotor yang meningkat. LD50 sirup zink ekstrak ikan bilih termasuk ”Praktis Tidak
Toksik” dalam kriteria Loomis (1978).