Show simple item record

dc.contributor.authorYuniritha, Eva
dc.date.accessioned2013-08-19T05:22:09Z
dc.date.available2013-08-19T05:22:09Z
dc.date.issued2013-05-18
dc.identifier.citationArsil, P. (2008) Kajian Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Bilih di Danau Singkarak, Propinsi Sumbar,. Bandung: ITB. Donatus IA. Toksikologi Dasar. Yogyakarta: Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada; 2001 Hodgson, Ernest. A Textbook of Modern Toxicology. 2nd ed. Singapore: McGraw – hill Book Co; 2000. p. 292 – 295 Jacobson-Kram, Keller KA. Toxicology Testing Handbook. Washington DC: Ork Basel. p. 1 - 20 Loomis TA. Essential of toxicology. 3rd ed. Philadelpia: Lea & Febiger; 1987. p. 198 – 202 Nurlaila, Donatus IA, Sugiyanto, Wahyono D, Suhardjono D. Petunjuk Praktikum Toksikologi. 1st ed. Yogyakarta: Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada; 1992. P. 3 – 5, 16 – 30 Sastroasmoro, S, Ismael, S (2011). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Sagung Seto, Edisi 4. ISBN 978-602-8674-54-6. Syandri, H. (2008) Ancaman terhadap plasma nutfah ikan bilih (Mystacoleusus padangensis) dan upaya pelestariannya di habitat Danau Singkarak. Padang: Fakultas Perikanan dan kelautan Universitas Universitas Bung Hatta (UBH)en_US
dc.identifier.issn2338-2694
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3405
dc.description.abstractSirup Zink Ekstrak ikan bilih adalah sirup yang dibuat dari bahan dasar ikan bilih (mystacoleuseus padangensis) yaitu bahan pangan lokal daerah yang sudah biasa dikonsumsi masyarakat sebagai lauk di tepian danau Singkarak Kabupaen Solok Propinsi Sumatera Barat. Ikan bilih mempunyai kandungan zink yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan zink pada bahan pangan lainnya, sehingga bisa dijadikan bahan pangan untuk suplementasi zink untuk diet bagi kesehatan manusia, namun belum tersedia standar keamanan untuk sediaan ikan bilih ini dalam bentuk ekstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek toksisitas akut sirup zink ekstrak ikan bilih (mystacoleuseus padangensis) yang diukur secara kuantitatif dengan LD50. Objek uji toksisitas adalah 16 ekor mencit Galur Swiss jantan dengan kriteria umur 8 – 24 minggu, berat 25 – 35 gram, tingkah laku dan aktivitas normal, dan tidak ada kelainan anatomis yang tampak. Objek uji dibagi dalam 4 kelompok yaitu satu kontrol, dan 3 perlakuan (3 peringkat dosis 0,5 ml; 1,0 ml; dan 1,5 m/KgBB per oral). Pengamatan gejala toksik dilakukan selama 24 jam, sedangkan jumlah hewan mati selama 14 hari. Tidak didapatkan mencit mati pada penelitian ini. Pada pengamatan gejala toksik tidak didapatkan gejala lain selain perubahan fungsi lokomotor yang meningkat. LD50 sirup zink ekstrak ikan bilih termasuk ”Praktis Tidak Toksik” dalam kriteria Loomis (1978).en_US
dc.publisherFIK UMSen_US
dc.subjectSirup zink ekstrak ikan bilihen_US
dc.subjectLD50en_US
dc.subjectmencit galur Swissen_US
dc.titleUji Toksisitas Akut Sirup Zink Ekstrak Ikan Bilih (Mystacoleuseus padangensis) terhadap Mencit Galur Swissen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record