Show simple item record

dc.contributor.authorWahyudi, Agung
dc.date.accessioned2013-10-04T07:42:58Z
dc.date.available2013-10-04T07:42:58Z
dc.date.issued2012-03-01
dc.identifier.citationBudihardjo, Eko, 1997, Tata Ruang Perkotaan, Bandung: PT. ALUMNI. Budihardjo, Eko, 1997, Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota, Yogyakarta: Penerbit Andi. Carpina, Yessy, 2009, “Penerapan arsitektur Hijau”, Proceding Lokal Wisdom, UNMER, Malang Futurarc New Architecture 4th quarter 2007 volume 7, Green Spaces Residental, Singapore: BCI Asia Construction Information Pte. Ltd., 2007 Melville C. Branch, 1996. Perencanaan Kota Komprehensif Pengantar dan Penjelasan, Jakarta: Gadjah Mada University Press, Respati Wikantiyoso, 2005, Paradigma Perencanaan dan Perancangan Kota, Malang: Group Konservasi Arsitektur dan Kota. Rumah Ide, “Sustainable Construction”, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007. Wahyudi, Agung, 2009, “Perancangan Bangunan Tradisional Sunda sebagai Pendekatan Kearifan Lokal, Ramah Lingkungan dan Hemat Energi”, Proceding Lokal Wisdom, UNMER, Malangen_US
dc.identifier.isbn978-979-1032-99-5
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3522
dc.description.abstractDisain dengan pendekatan ekologis memang dapat dipahami sebagai disain yang ramah akan lingkungan. Di abad 21, pemahaman akan ekologis tidak terlepas dari pemahaman “Sustainable-development” yang ditegaskan dalam Agenda 21, sebuah program PBB (1992) yang intinya bertujuan untuk menjaga keutuhan bumi agar tidak hanya digunakan menjadi ruang hidup bagi generasi sekarang saja tetapi juga menjadi ruang hidup bagi generasi yang akan datang. Ajaran religius yang menyerukan untuk menjaga alam, tertuang dalam ayat Ar Rum, 41 : “Telah timbul kerusakan-kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan perbuatan tangan manusia itu sendiri, sehingga Alloh merabakan kepada mereka sebagian dari pembalasan dosanya; Semoga mereka kembali ke jalan yang benar” dan ayat Al Baqarah, 2: Bila dikatan kepada mereka; janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi! Mereka menjawab; sesungguhnya kami adalah orang-orang yang baik belaka” Sustainable-development banyak diwujudkan dalam berbagai bidang yang luas, termasuk dalam disain seperti disain produk, disain interior dan tentunya disain arsitektur. Hasil akhir dari wujud “arsitektur” harus menggunakan energi yang seminimal mungkin dan ramah lingkungan. Karena itu pendekatan ekologis dalam arsitektur sangat perlu melibatkan 3 hal dalam sustainable-development, yaitu ecological, economis dan social. Dipandang dari kaca mata disiplin arsitektur, maka ketiga hal tersebut haruslah tercermin dalam hasil akhir kenampakan visual yang tampak nyata. Maka dalam makalah ini bertujuan untuk membahas pengaruh penerapan ekologis dalam disain arsitektur terhadap penampilan suatu bangunan yang dikenal sebagai langgam arsitektur. Untuk membahas wacana ini lebih lanjut maka digunakan metode diskriptif tentang beberapa karya arsitektur yang sudah terbangun dengan menggunakan konsep ekologis. Bahasan-bahasan didasarkan hasil perenungan yang didapat dari pengalaman mendisain yang sudah dialami dalam proses disainnya. Sebagaimana kita ketahui, proses disain dimulai dari gagasan awal, dilanjutkan dengan studi kelayakan,kemudian analisis permasalahan desain, pencarian solusi disain, pengembangan detail disain, hingga pembangunan dan pemakaian disain arsitektur.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectarsitekturen_US
dc.subjectdesainen_US
dc.subjectekologien_US
dc.subjectlanggamen_US
dc.titleDari Pendekatan Ekologis Menjadi Langgam Arsitektur(Catatan Dari Pengalaman Mendesain Beberapa Karya Arsitektur)en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record