dc.identifier.citation | Al Quran al Karim. Al Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail (1992). Shahih Bukhari. Terjemahan oleh Zainuddin Hamidy dkk. Jakarta: Penerbit Widjaya. Al Faruqi, Ismail Raji (1986). “Islam dan Arsitektur”, dalam Abdul Jabbar Beg, Seni dan Peradaban Islam. Bandung: Pustaka. Ardalan, Nader, dan Bakhtiar, Laleh (1973). The Sense of Unity: The Sufi Tradition in Persian Architecture. Chicago: The University of Chicago Press. Beg, M. Abdul Jabbar. Seni di Dalam Peradaban Islam. Terjemahan oleh Yustiono dan Edy Sutriyono. Bandung: Pustaka. 1988 Catanese, Anthony J. (1971). Pengantar Sejarah Perencanaan Perkotaan. Bandung: Intermatra. Dovey, Kim (2010). Becoming Places: Urbanism/ Architecture/ Identity/ Power. London: Routledge Ekomadyo, Agus S., Zahra, Atya, dan Najmi, Isan (2012). “Public Market as Urban Social Nodes: an Architectural Phenomenology Approach”. Makalah Arte-Polis 4 Intl Conference - Creative Connectivity and the Making of Place: Living Smart by Design. SAPPK ITB Bandung. Ekomadyo, Agus S. (2011). “Menuju Komunitas Pasar Pintar”. Makalah dipresentasikan pada diskusi internal Kelompok Keahlian Perancangan Arsitektur Institut Teknologi Bandung. Ekomadyo, Agus S. (2001) “The Conflict of Capital Oriented and Religious Ethic in Asian Urban Development: Learning from Relation of Mosque and Market in Islamic Urbanity Tradition.” Makalah disampaikan pada Int’l Seminar Urbanization in the Information Age: New Perspective on Transformation of Fast Growing Cities in the Pacific Rim. Quality in Research FT UI Jakarta. Ekomadyo, Agus S (1999). Konsep Kota Islam: Penelusuran Kaitan antara Ide-ide Kota dalam Sumber Hukum Islam dengan Pola Tata Letak Fisik Perkotaan. Tesis. Program Magister Arsitektur Institut Teknologi Bandung. Hakim, Besim Selim (1986). Arabic - Islamic Cities: Building and Planning Principles. London: KPI. Hourani, A.H. dan S.M. Stern (Ed.) (1970). The Islamic City: a Colloquium. Oxford: Bruno Cassirer. Kuntowijoyo (1987). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana. Mangunwijaya, Y.B. (1988). Wastu Citra. Jakarta: Gramedia. Mitchell, George (1991). Architecture of Islamic World. London:Themes and Hudson. Moran, Dermot (2000) Introduction to Phenomenology. London: Routledge Morris, A.E.J. (1979). History of Urban Form: Before the Industrial Revolutions. New York: John Wiley and Sons. Nasr. Seyyed Hossein (1993). Spiritualitas dan Seni Islam. Terj. oleh Sutejo. Bandung: Mizan. 1993. Norberg-schultz, Christian (1991). Genius Loci: Towards a Phenomenology of Architecture. New York: Rizzoli | en_US |
dc.description.abstract | Cita-cita muslim adalah menyeimbangkan religiusitas (al din) dengan keduniaan (al dunia).
Dalam perkembangan peradabannya, keseimbangan ini direpresentasikan dalam arsitektur kota
Islam, terutama pada Abad Pertengahan. Yang paling menonjol adalah relasi sosio-spasial antara
masjid dan pasar, yang dinyatakan sebagai “terpisah namun harmoni”. Namun di masa modern,
keseimbangan ini melemah, dan terlihat dalam fenomena relasi sosio-spasial antara masjid dan
pasar dalam kehidupan kota saat ini.
Dengan menggunakan pendekatan “becomimg places”, tulisan ini mencoba menelaah kekuatankekuatan
yang bekerja dalam jalinan sosial yang membentuk “place” dalam relasi masjid dan
pasar. Di satu sisi, kekuatan religius terlihat ditempatkan berjarak dengan kekuatan pasar, namun
di sisi lain ditemukan bagaimana kekuatan religius bisa menyelinap di antara dominasi kekuatan
pasar. Makalah ini mengajukan argumentasi bahwa untuk berkontribusi dalam pembangunan
kota, nilai-nilai Islam perlu disampaikan dengan bersikap tidak berjarak dengan realitas sosial
masyarakat kota. Dengan pendekatan ideologis-praktis, diharapkan gagasan Islam tentang
kendali masjid terhadap pasar bisa efektif diterima dan dilaksanakan dalam pembangunan kota. | en_US |