Show simple item record

dc.contributor.authorOng, Johan Oscar
dc.contributor.authorJuliyanti, Dede
dc.date.accessioned2013-10-11T08:13:46Z
dc.date.available2013-10-11T08:13:46Z
dc.date.issued2013-03-28
dc.identifier.citationBaker, K. R. 1974. Introduction to Sequencing and Scheduling. New York: John Wiley and Sons. Fatmawati, W., Irwan, S., Priswanto, S. S. 2009. “Penjadwalan Kerja Dengan Metode Algoritma Active Schedule dan Heuristic Schedule Untuk Minimasi Waktu Penyelesaian.” Proceeding Seminar Nasional Teknologi Industri: J-16 – J-23. Pujawan, I. N., dan Mahendrawati, E. R., Supply Chain Management, Edisi 2, Guna widya, Surabaya, 2010. Rachmawati, T., dan Tantowi, A.E. 2009. “Analisis Makespan Job Shop Menggunakan Metode Active. Non-delay dan Heuristic Generation." Jurnal Mesin dan Industri, Vol. 6, No. 1: 1-10. Situmeang, A. N., dan Herliansyah, M. K. 2006. ”Analisis Penerapan Dispatching Dengan Operational Synchronization Date (OSD) Untuk Penjadwalan Pada Perusahaan Multi Level Assembly Job Shop.” Jurnal Mesin dan Industri. Vol. 3. No. 2: 53-59.en_US
dc.identifier.issn2337-4349
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3572
dc.description.abstractHal terpenting dalam industri farmasi adalah ketersediaan obat dalam jumlah, jenis, dan kualitas yang memadai, ketidaktersediaan terhadap hal tersebut mengakibatkan lost sales. Perusahaan harus memiliki suatu metode penjadwalan yang dapat mempercepat waktu penyelesaian proses produksi sehingga dapat meningkatkan pemenuhan terhadap permintaan konsumen. Proses produksi terdiri dari tujuh stage dengan proses yang berbeda-beda pada tiap stagenya, dimana awal proses tidak selalu dimulai pada stage 1, namun selalu berakhir pada stage 7. Ketersediaan mesin tidak hanya terdiri dari mesin tunggal, tetapi juga memiliki mesin majemuk untuk beberapa jenis mesin. Keberagaman proses produksi dan banyaknya jumlah job yang harus diproses, maka pada penelitian ini penjadwalan dilakukan secara bertahap terhadap penjadwalan job utama dan kemudian penyisipan job pada hasil penjadwalan job utama tersebut. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan penjadwalan dengan jumlah mesin majemuk dan proses produksi yang bervariasi sesuai dengan kondisi aktual perusahaan, maka dilakukan pengembangan model terhadap algoritama Non-delay mesin majemuk dengan job sisipan. Dari hasil pengembangan model, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 59 job adalah 798 jam. Pelaksanaan penyisipan job pada hasil penjadwalan job utama tidak memperlambat waktu penyelesaian untuk keseluruhan job.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectpenjadwalanen_US
dc.subjectnon-delayen_US
dc.subjectmesin majemuken_US
dc.subjectjob utamaen_US
dc.subjectjob sisipanen_US
dc.titlePengembangan Model Penjadwalan Mesin Majemuk Melalui Job Sisipanen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record