Peningkatan Kemampuan Teknologi Olahan Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal Buah Nanas (Ananas Comosus L Merr) Di Kabupaten Subang
Abstract
Master plan percepatan dan perluasan Pembangunan ekonomi Indonesia(MP3EI) 2011 – 2025,
menetapkan prinsip-prinsip dasar percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi membutuhkan
perubahan cara pandang dan perilaku antara lain : produktivitas, inovasi dan kreativaitas didorong
oleh kemampuan SDM dan Iptek menjadi salah satu pilar perubahan. Untuk mendukung
pelaksanaan MP3EI di atas implementasi inovasi teknologi pada UKM sangat dibutuhkan dalam
upaya untuk mengolah produk hasil sumber daya local yang berlimpah. Subang merupakan
penghasil buah nanas terbesar di Jawa Barat, dari buah nanas dapat diolah menjadi berbagai
bentuk dan jenis makanan dan minuman yang beraneka ragam. Dengan tujuan untuk memberi
nilai tambah produk secara kualitas maupun kwantitas, menciptakan lapangan kerja dan menjadi
unit usaha unggulan daerah setempat. Kendala utama yang dihadapi pengusaha UKM masih belum
mampu menjalankan proses pengolahan secara mekanis, disisi lain permintaan pasar produk
olahan nanas (dodol , wajit, kripik, sirup dan jus nanas) cukup tinggi . Untuk itu masukan inovasi
teknologi pengolahan , pengemasan , kelembagaan dan pendampingan sangat diperlukan. Kajian
terhadap peran dan pemanfaatan inovasi teknologi ini dilakukan seiri ng dengan tugas dan fungsi
pelayanan teknologi tepat guna kepada UKM oleh B2PTTG – LIPI. Metoda yang digunakan dalam
kajian ini adalah deskriptip analitik yang diarahkan pada bagaimana proses inovasi teknologi di
implementasikan untuk mendukung pengembangan UKM secara berkelanjutan. Hasil studi
menunjukkan bahwa jumlah usaha kecil teknologi proses pengolahan buah nanas di Subang
meliputi 12 pengusaha dengan produk utama dodol nanas, hasil produksi rata-rata 11.844 kg per
bulan, membutuhkan bahan baku nanas sebanyak 33.840 kg per bulan. Pemasaran meliputi
wilayah Subang, Bandung, Purwakarta, Cirebon, Bekasi , Jakarta, Bogor, Yogyakarta dan Bali,
tenaga kerja yang terserap sebanyak 42 orang dengan tingkat keuntungan Rp 45.000,- per proses
atau Rp 10.431.692,-per unit usaha dengan kapasitas produksi 3.696 kg per bulan.