dc.identifier.citation | Adiyati, N. M., 1999. Kajian Komposisi dan Finansial pada Pemanfaatan Serbuk Sabut Kelapa Sebagai Media Tanam Lempengan. Skripsi. Fakulats Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bahtiar, A. D. M., 2012. “Aplikasi Serat Serabut Kelapa Bermatrik Sagu dan Gliserol Sebagai Pengganti Kemasan Makanan Dari Sterofoam”. Diakses 17 Juni 2012. Dari http://www.poltekkediri.ac.id Fateta, tt. “Petunjuk Praktis Pengoperasian Alat/Mesin Pemisah Serabut”. Diakses 10 September 2012. Dari http://repository.ipb.ac.id Ferdinan, 2009. “Perencanaan dan Pembuatan Mesin Pengurai Serabut Kelapa”. Diakses 15 juni 2012. Dari http://digilib.petra.ac.id Haryanto, T. dan Suheryanto, D, 2004. “Pemisahan Sabut Kelapa Menjadi Serat Kelapa Dengan Alat Pengolah (Defibring Machine) Untuk Usaha Kecil”. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses, 2004. ISSN : 1411 – 4216. Hutagalung, F. D., 2010. “Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Proses Penjalinan Untuk Meningkatkan Produktivitas di UD. Pusaka Bakti”. Diakses 26 Juli 2012. Dari http://www.repository.usu.ac.id Karowski, W. dan Salvendy, G., 1998. Ergonomics in Manufacturing. Nacros: Engineering and Management Press. Mahmud, Z., 2005. “Meningkatkan Pendapatan Petani Kelapa di NAD Pasca-Tsunami”. Diakses 28 Juli 2012. Dari http://www.scribd.com Manuaba, A., 2004. “Kontribusi Ergonomi Dalam Pembangunan Dengan Acuan Khusus Bali”. Proceeding, Seminar Nasional Ergonomi 2, 160-165. Nagamachi, M., 1995. “Requisites and Practice of Participatory Ergonomic”. International Journal of Industrial Ergonomics 15(5). 371-377. Sudarsono, Rusianto, T., dan Suryadi, Y., 2010. “Pembuatan Papan Partikel Berbahan Baku Sabut Kelapa Dengan Bahan Pengikat Alami (Lem Kopal)”. Diakses 17 juni 2012. Dari http://jurtek.akprind.ac.id Widhyasari, M. P., 2011. Aspek Ergonomi pada Aktivitas Penangkapan Ikan Tuna. Skripsi. Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Wignjosoebroto, S., Rahman, A., dan Jovianto, E., 2010. “Kajian Ergonomi dalam Perancangan Alat Bantu Proses Penyetelan dan Pengelasan Produk Tangki Travo”. Diakses 27 Juli 2012. Dari http://www.its.ac.id Wildan, A., 2010. Studi Proses Pemutihan Serat Kelapa Sebagai Reinforced Fiber. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Wilopo, 2005. “Monitoring Evaluasi Partisipatoris (MEP)”. Diakses 22 Oktober 2012. Dari http://ub.ac.id Wilson, J.R., and Haines, H. M., 1998. Development of A Framework for Participatory Ergonomic. HSE BOOKs, UK. | en_US |
dc.description.abstract | Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia, kelapa tersebut dapat
diolah menjadi berbagai macam produk. Dari proses pengolahan buah kelapa akan menghasilkan
limbah berupa serat kelapa yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri. Proses pengolahan
dari kelapa utuh hingga menghasilkan serat kelapa yaitu dengan pengupasan sabut, penguraian
dan pengayakan. Alat yang digunakan dalam proses penguraian dan pengayakan sudah banyak
menggunakan mesin, akan tetapi pada proses pengupasan kebanyakan masih dilakukan secara
manual sehingga selain menguras tenaga juga berbahaya bagi pekerja. Perancangan mesin
pengupas sabut kelapa dilakukan dengan pendekatan ergonomi partisipatori yang terdiri dari para
stakeholder. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui desain mesin pengupas sabut kelapa hasil
rancangan dan tingkat kepuasan pemakainya. Desain mesin yang dihasilkan terdiri dari empat
bagian yaitu pengupas, penggerak, pencekam, dan cover pengarah sabut. Ukuran antropometri
yang digunakan dalam perancangan antara lain yaitu: Ukuran panjang handle 11 cm menggunakan
dimensi lebar telapak tangan metakarpal, diameter handle 3,5 cm diambil dari dimensi panjang
telapak tangan, tinggi handle 95 cm menggunakan dimensi tinggi siku berdiri, lebar mesin 60 cm
menggunakan dimensi lebar bahu, dan jarak gerigi pengupas dengan tepi depan mesin 75 cm
menggunakan dimensi jangkauan tangan. Sedangkan penilaian pemakai terhadap delapan kriteria
dari mesin hasil rancangan menggunakan Skala Linkert antara 1 sampai 5, yaitu: keamanan dalam
penggunaan mempunyai nilai rata-rata 3,33, kenyamanan dalam pemakaian mempunyai nilai ratarata
3,53, kemudahan pengoperasian mempunyai nilai rata-rata 4,20, kemudahan perawatan
mempunyai nilai rata-rata 4,00, kekuatan konstruksi mempunyai nilai rata-rata 4,40, kemampuan
mengupas sabut memiliki nilai rata-rata 2,87, kesesuaian alat dengan kondisi kerja berdiri memiliki
nilai rata-rata 3,53, dan menghemat tenaga operator memiliki nilai rata-rata 3,73. | en_US |