Kajian Jaringan Trayek Angkutan Laut Nasional untuk Muatan Petikemas dalam Menunjang Konektivitas Nasional
View/ Open
Date
2012-05-26Author
Mappangara, Andi Sitti Chairunnisa
Idrus, Misliah
Asri, Syamsul
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengembangan penyelenggaraan angkutan laut dicerminkan melalui penambahan dan perluasan
jaringan trayek. Pengembangan jaringan trayek angkutan laut dapat dilakukan melalui pendekatan
fungsi mendorong (promoting function) dan pendekatan fungsi pelayanan (servicing function).
Pendekatan fungsi mendorong adalah perencanaan yang dilakukan dengan mempertimbangkan
keinginan pemerintah untuk memperluas jangkauan pelayanan dan pemerataan pembangunan.
Pendekatan fungsi pelayanan adalah perencanaan yang sepenuhnya mengikuti kecenderungan
permintaan jasa transportasi. Sejak pemberlakuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan pada tanggal 1 Februari 2010, penyusunan jaringan trayek
angkutan laut dalam negeri belum terlaksana sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah itu. Selama
ini, penyusunan jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri lebih didasarkan pada
laporan dari pelaku usaha. Oleh karena itu, permasalahan atau pertanyaan utama yang akan dijawab
melalui kajian ini adalah: Bagaimana struktur dan pola jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut
dalam negeri yang efektif dan efisien?
Tujuan dari kajian penyusunan jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri ini adalah:
Mengevaluasi sistem jaringan trayek angkutan laut dalam negeri yang berlangsung saat ini dan
menyusun rencana jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri yang menunjang
konektivitas nasional.Rencana pola trayek angkutan petikemas pada bulan Januari hingga September
2011 berjumlah 201 jaringan trayek dengan dukungan armada sebanyak 218 kapal. Setiap jaringan
trayek mencakup beberapa pelabuhan singgah. Variasi jumlah pelabuhan singgah dari 201 jaringan
trayek itu adalah mulai dari 2 hingga 18 pelabuhan. Jumlah gabungan pelabuhan singgah dari
keseluruhan jaringan trayek itu adalah 158 pelabuhan. Namun, jumlah pelabuhan singgah sesungguhnya
hanya 79 pelabuhan. Rencana jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri yang disusun
melalui kajian ini merupakan hasil evaluasi dari rencana pola trayek yang telah diterapkan hingga tahun
2011. Evaluasinya didasarkan pada pertimbangan permintaan jasa angkutan, pengembangan pusatpusat
kegiatan
pada
enam
koridor
ekonomi
Indonesia
dan
penguatan
Konektivitas
nasional,
desain
pola
jaringan
tetap dan teratur. Berdasarkan pendekatan tersebut, rencana kebutuhan jaringan trayek tetap
dan teratur angkutan laut dalam negeri untuk muatan petikemas ditentukan adalah sebanyak 93 jaringan
trayek. Susunan rencana jaringan trayek yang dimaksud di atas dapat dijadikan bahan Keputusan
Menteri Perhubungan tentang Jaringan Trayek Tetap dan Teratur Angkutan Laut Dalam Negeri.