Show simple item record

dc.contributor.authorMappangara, Andi Sitti Chairunnisa
dc.contributor.authorIdrus, Misliah
dc.contributor.authorAsri, Syamsul
dc.date.accessioned2013-11-05T00:25:27Z
dc.date.available2013-11-05T00:25:27Z
dc.date.issued2012-05-26
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3755
dc.description.abstractPengembangan penyelenggaraan angkutan laut dicerminkan melalui penambahan dan perluasan jaringan trayek. Pengembangan jaringan trayek angkutan laut dapat dilakukan melalui pendekatan fungsi mendorong (promoting function) dan pendekatan fungsi pelayanan (servicing function). Pendekatan fungsi mendorong adalah perencanaan yang dilakukan dengan mempertimbangkan keinginan pemerintah untuk memperluas jangkauan pelayanan dan pemerataan pembangunan. Pendekatan fungsi pelayanan adalah perencanaan yang sepenuhnya mengikuti kecenderungan permintaan jasa transportasi. Sejak pemberlakuan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan pada tanggal 1 Februari 2010, penyusunan jaringan trayek angkutan laut dalam negeri belum terlaksana sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah itu. Selama ini, penyusunan jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri lebih didasarkan pada laporan dari pelaku usaha. Oleh karena itu, permasalahan atau pertanyaan utama yang akan dijawab melalui kajian ini adalah: Bagaimana struktur dan pola jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri yang efektif dan efisien? Tujuan dari kajian penyusunan jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri ini adalah: Mengevaluasi sistem jaringan trayek angkutan laut dalam negeri yang berlangsung saat ini dan menyusun rencana jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri yang menunjang konektivitas nasional.Rencana pola trayek angkutan petikemas pada bulan Januari hingga September 2011 berjumlah 201 jaringan trayek dengan dukungan armada sebanyak 218 kapal. Setiap jaringan trayek mencakup beberapa pelabuhan singgah. Variasi jumlah pelabuhan singgah dari 201 jaringan trayek itu adalah mulai dari 2 hingga 18 pelabuhan. Jumlah gabungan pelabuhan singgah dari keseluruhan jaringan trayek itu adalah 158 pelabuhan. Namun, jumlah pelabuhan singgah sesungguhnya hanya 79 pelabuhan. Rencana jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri yang disusun melalui kajian ini merupakan hasil evaluasi dari rencana pola trayek yang telah diterapkan hingga tahun 2011. Evaluasinya didasarkan pada pertimbangan permintaan jasa angkutan, pengembangan pusatpusat kegiatan pada enam koridor ekonomi Indonesia dan penguatan Konektivitas nasional, desain pola jaringan tetap dan teratur. Berdasarkan pendekatan tersebut, rencana kebutuhan jaringan trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri untuk muatan petikemas ditentukan adalah sebanyak 93 jaringan trayek. Susunan rencana jaringan trayek yang dimaksud di atas dapat dijadikan bahan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Jaringan Trayek Tetap dan Teratur Angkutan Laut Dalam Negeri.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectPetikemasen_US
dc.subjectkonektivitasen_US
dc.subjecttrayeken_US
dc.subjectjaringanen_US
dc.titleKajian Jaringan Trayek Angkutan Laut Nasional untuk Muatan Petikemas dalam Menunjang Konektivitas Nasionalen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record