Kajian Aspek Keberlanjutan Material Konstruksi Jembatan Selat Sunda
View/ Open
Date
2012-05-26Author
Ervianto, Wulfram I.
Soemardi, Biemo W.
Abduh, Muhamad
Abduh, Muhamad
Surjamanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Konsep pembangunan berkelanjutan mencakup tiga pilar utama yang saling terkait yaitu
pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam KTT Bumi
disepakati pola pembangunan baru yang diterapkan secara global yang disebut dengan
Environm entally Sound and Sustainable Development (ESSD), di Indonesia dikenal dengan
Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan (PBBL). Tujuannya tidak lain adalah
untuk melestarikan alam agar tetap layak untuk tinggal bagi generasi mendatang. Turunan dari
PBBL adalah konstruksi berkelanjutan yang bertujuan melakukan penghematan bahan dan
pengurangan limbah serta kemudahan pemeliharaan bangunan pasca konstruksi. Berdasarkan
data runtun statistik konstruksi tahun 1990 sampai dengan 2010 nilai konstruksi cenderung
mengalami peningkatan, yang berarti bahwa pemakaian sumberdaya alam akan semakin tinggi dan
jumlah limbah konstruksi yang dibuang ke lingkungan semakin besar. Jika pembangunan tidak
dikelola dengan baik maka akan berakibat terjadinya bencana lingkungan di masa mendatang. Tujuan
dari kajian ini adalah untuk mengkaji cara-cara pembangunan yang ramah lingkungan, lebih
difokuskan pada aspek material konstruksi yang berkelanjutan. Kajian dilakukan pada rencana
pembangunan jembatan Selat Sunda. Hasil dari kajian diperoleh bahwa emisi yang ditimbulkan oleh
material konstruksi sebesar 1.972.613 ton CO2 ekivalen. Selain itu perlu perhatian pada saat umur
kelayakan berakhir maka akan menimbulkan limbah dalam jumlah sangat besar sehingga perlu waste
management plan.