dc.identifier.citation | Asroni, Ali, 2001. Struktur Beton I, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Departemen Pekejaan Umum, 1971. “Peraturan Umum bahan Bangunan Indonesia (PBI)”, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Hartono, W, 2001. http://ejournal.unud.ac.id Hatta, 2006.” Tinjauan Kuat Lentur Rangkaian Dinding Panel Dengan Perkuatan Tulangan Bambu Yang Menggunakan Agregat Pecahan Genteng ”, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Kustanti, Ida., 2000." Tinjauan Mekanika Pada Bambu Apus, Bambu Petung, Dan Bambu Ori, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Morisco, 1999. “Rekayasa Bambu”, Nafiri, Offset, Yogyakarta. Mulyono, Tri., 2004, Teknologi Beton, Andi Offset, Yogyakarta. Murdock, L.J, dan K.M.Brook, 1999. Bahan dan Praktek Beton, terjemahan Hindarko, S, Penerbit Erlangga, Jakarta. Prawirohatmojo, 1990. “Sari Hasil Penelitian Bambu”, Penerbit Dani, Yogyakarta. Tjokrodimuldjo. K, 1995. “Teknologi Beton”, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Tjokrodimuljo, K, 1996. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Yap, Felik., 1983. Bambu Sebagai Bahan Bangunan, Yogyakarta | en_US |
dc.description.abstract | Teknologi beton bertulang saat ini telah berkembang dengan pesat. Kebutuhan akan tulangan
baja sebagai perkuatan beton yang tinggi mengakibatkan harga tulangan baja menjadi semakin mahal. Alasan ini membuat banyak kalangan peneliti untuk mencari alternatif pengganti tulangan baja dengan memanfaatkan bahan-bahan lain yang dapat difungsikan sebagai tulangan beton. Untuk pemanfaatan pada konstruksi yang sederhana, maka bahan alternatif tersebut diharapkan dapat mengurangi atau menghemat biaya yang dikeluarkan untuk pembelian tulangan baja.
Bahan-bahan lain yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti tulangan baja antara lain ; rotan,
bambu, balok kayu. Bahan-bahan ini dibuat menyerupai tulangan baja sehingga dapat memberikan fungsi yang sama seperti tulangan baja. Bambu dipilih sebagai bahan alternatif pengganti tulangan baja karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan mudah didapatkan serta mempunyai kekuatan tarik yang relatif cukup kuat. Selain bambu, ada bahan lain yang juga dapat dipergunakan dan diharapkan bisa memberikan perkuatan pada bambu sebagai alternatif pengganti tulangan baja, yaitu karet tali timba. Bambu dipilih karena memiliki nilai efisiensi yang lebih dibandingkan dengan tulangan baja. Sedangkan karet tali timba dipilih sebagai alternatif perkuatan karena memiliki kuat lentur yang baik untuk meningkatkan kekuatan bambu sebagai pengganti tulangan baja. Karet tali timba juga berfungsi untuk memperbaiki sifat beton pasca pracetak. Bambu yang digunakan sebagai tulangan dibuat dengan cara memecah bambu utuh kemudian membuat pecahan bambu menyerupai tulangan baja tetapi dengan bentuk penampang persegi empat dengan ukuran tebal 1,2 cm , lebar 2 cm dan panjang 100 cm dan bambu dalam keadaan kering udara.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pelat lantai beton pracetak dengan menggunakan tulangan bambu dengan perkuatan karet tali timba. Selain itu juga untuk mendapatkan pelat beton pracetak yang lebih murah dan bisa dimanfaatkan untuk penggunaan konstruksi sederhana seperti pelat penutup saluran air, pelat lantai bangunan rumah tinggal 2 lantai dan pemakaian lainnya.
Pembuatan benda uji pelat lantai beton pracetak menggunakan fas 0,4 dan 0,5 dengan desain campuran adukan beton dengan metode sesuai SKSNI T-15-1990-03, dengan f’c rencana sebesar
20 MPa. Kuat tarik baja tulangan yang dipergunakan didapatkan sebesar fmax rata-rata 418,57
MPa. Kuat tarik tulangan bambu rata-rata sebesar fmax 189 MPa. Hasil pengujian yang
didapatkan, kuat tekan beton dengan fas 0,4 sebesar rata-rata 17,071 MPa dan untuk fas 0,5
sebesar 16,694 MPa. Hasil pengujian kuat lentur pelat beton tulangan baja dengan fas 0,4 diperoleh Mretak awal rata-rata 5,333 kNm untuk fas 0,5 diperoleh 4,918 kNm. Pada pelat beton tulangan bambu dengan fas 0,4 diperoleh Mretak awal sebesar 4,833 kNm dan untuk fas 0,5 diperoleh nilai 4,688 kNm. Hasil pengujian pada pelat beton tulangan bambu dengan perkuatan karet tali timba diperoleh mretak awal rata-rata pada fas 0,4 sebesar 5,249 kNm dan pada fas 0,5 sebesar 4,835 kNm. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa bambu dan karet tali timba dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti tulangan baja karena kekuatan lentur yang disumbangkan oleh bambu dan karet tali timba masih cukup besar berkisar di atas 90% dari kekuatan yang didapatkan bila menggunakan tulangan baja. | en_US |