Show simple item record

dc.contributor.authorJunaidi, Akhmad Arif
dc.date.accessioned2013-11-21T06:34:10Z
dc.date.available2013-11-21T06:34:10Z
dc.date.issued2013-06
dc.identifier.citation30Raja terbesar sepanjang sejarah Kasunan Surakarta ini juga memiliki gairah yang besar untuk belajar dasar-dasar keislaman. Dia belajar agama Islam secara pribadi pada Pengulu Tafsir Anom V dan saudaranya yang bernama Bagus Panji Affandi Muhammad Muqaddas (Puspanegara, 2007: 43)en_US
dc.identifier.issn1411 - 0881
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3873
dc.description.abstractDinamika penafsiran al-Quran begitu intens di Surakarta dalam rentang waktu antara 1900-1930. Dengan analisis perbandingan makalah ini mengkaji dan menemukan tiga karya tafsir yang sama-sama diproduksi Surakarta memiliki concern yang berbeda. Tafsîr al-Quran al-‘A“îm lebih banyak menjadikan tema ortodoksi Islam sebagai isu sentral dari penafsiran-penafsirannya.Hal ini tentu bisa dimengerti karena karya tafsir tersebut ditulis oleh seorang pengulu agengkraton yang banyak bergelut dengan hukum Islam.Sedangkan Tafsîr Surat Wal Acri lebih banyak menjadikan tema hubungan Islam-Kristen sebagai isu sentralnya.Penulis kitab ini tampak dirisaukan oleh kegiatan-kegiatan zending yang semakin meraja-lela di kawasan Kasunanan Surakarta. Kitab Tafsîr Qur’an Djawen menjadikan pentingnya ukhuwwah Islamiyyah sebagai isu utama penafsiran-penafsirannya. Dalam kitab ini tampak banyak diuaraikan fenomena perpecahan di kalangan umat Islam dikarenakan perbedaan-perbedaan dalam masalah-masalah furu’iyyah.en_US
dc.publisherLPPM UMSen_US
dc.subjectSurakartaen_US
dc.subjectAl-Quranen_US
dc.subjectDinamika Penafsiranen_US
dc.titleDINAMIKA PENAFSIRAN AL-QURAN DI SURAKARTA: 1900-1930en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record