Show simple item record

dc.contributor.authorNovianta, Muhammad Andang
dc.date.accessioned2013-12-08T13:42:14Z
dc.date.available2013-12-08T13:42:14Z
dc.date.issued2012-12-18
dc.identifier.citationBenedictus B.S. (2005): Gempabumi edisi populer, Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG Jakarta. Budi Santoso. (2003): Dasar-dasar Magnet dan Gayaberat Serta Beberapa Penerapannya, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI). Darcy Karakelian at al. (2000): A Transportable System for Monitoring Ultra Low Frequency Electromagnetic Signals Associated with Earthquakes, Seismological Research Letters Volume 71, Number 4, 423-436, July/August 2000. O. Chavez at al. (2010): Detection of ULF geomagnetic signals associated with seismic events in Central Mexico using Discrete Wavelet Transform, Nat. Hazards Earth Syst. Sci., 10, 2557–2564, 2010.en_US
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3925
dc.description.abstractIndonesia termasuk daerah rawan bencana gempabumi karena Indonesia terletak di antara tiga lempeng tektonik yaitu di sebelah Barat Laut Lempeng Eurasia, di sebelah Selatan Lempeng Indo- Australia, dan di sebelah Timur Lempeng Pasifik. Pada tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempabumi di Yogyakarta yang berkekuatan 5,9 SR menelan korban meninggal dunia sekitar 5.000 jiwa. Sebelumnya pada tanggal 26 Desember 2004 di Aceh juga terjadi gempabumi di laut yang memicu adanya tsunami menelan sekitar 200.000 korban jiwa dengan kekuatan gempa 9,3 SR. Hal ini terjadi karena belum ada alat yang bisa mendeteksi akan dan kapan terjadinya gempabumi atau sering disebut sistem peringatan dini (early warning system). Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat yang bisa mendeteksi akan terjadinya gempa sebagai sistem peringatan dini. Tahap pengujian dilaksanakan di studio laboratorium elektronika dengan parameter pengujian berupa gerakan ketukan dalam jarak yang berbeda-beda tetapi menggunakan beban yang sama untuk memvisualkan kondisi gempa. Secara prinsip sistem akan mendeteksi arah perambatan gelombang gempa dalam arah vertikal maupun horisontal, dengan mendeteksi adanya getaran yang datang pada sensor dengan taraf tertentu, sistem sensor pendeteksi gempa ini menggunakan piezo elektrik sebagai sensor untuk menghasilkan potensial listrik sebagai response terhadap tekanan mekanik yang diberikan serta mikrokontroler AT89C51 berfungsi sebagai otak dari sistem. Berdasarkan hasil pengujian sistem lengkap dapat diketahui bahwa sistem rangkaian masih cukup peka dalam mendeteksi getaran (uji) dari jarak 10cm sampai dengan 100cm. Hal ini ditunjukkan dengan nilai linieritas rangkaian dalam mendeteksi sinyal getaran sebesar R2=0,959.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectDeteksi Gempaen_US
dc.subjectPiezo elektriken_US
dc.subjectMikrokontroleren_US
dc.titleSistem Deteksi Dini Gempa dengan Piezo Elektrik Berbasis Mikrokontroler At89c51en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record