Show simple item record

dc.contributor.authorPudianti, Anna
dc.date.accessioned2013-12-08T22:11:25Z
dc.date.available2013-12-08T22:11:25Z
dc.date.issued2012-12-18
dc.identifier.citationAdisasmita, Rahardjo, (2006), “Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan”, Graha Ilmu, Yogyakarta. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Sleman, (2007), “Profil Desa Wisata di Kabupaten Sleman”, tidak dipublikasikan. Doxiadis, Constantion A., (1968), “Ekistic: An Introdusction to the Science of Human Settlement”, London: Hutchinson and Co. Fandeli, C., (2000), “Pengusahaan Ekowisata”, Penerbit Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Fagence, Michael, (1997), “Ancangan Perencanaan Pariwisata Desa dan Pariwisata Pedesaan : Upaya Mewujudkan Potensi Desa dan Daerah Perdesaan’, dalam “Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan“,Prosiding Pelatihan dan Lokakarya Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan, Penerbit ITB, Bandung, pp 90-102. Lang, Jon, (2005), ”Urban Design : A Typology of Procedures and Products“, Elsevier, Architectural Press, Oxford, UK and Burlington USA, pp 42-43. Nuryanti, Wiendu, (1993), “Concept, Perspective and Challenges”, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional “Pariwisata Budaya”. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, pp.2-3. Royo-Vela, Marcelo, (2009), “Rural-Cultural Excurtion Conseptualization: A Local Tourism Marketing Management Model Based on Tourist Destination Image Measurement”, Journal Tourism Management 30 (2009) pp. 419-428, Journal online Elsevier. Soetomo, Sugiono, (2009), “Urbanisasi dan Morfologi”, Graha Ilmu, Yogyakarta.en_US
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3943
dc.description.abstractKegiatan pariwisata belakangan ini mengalami pergeseran dari pariwisata massal ke pariwisata kelompok kecil yang lebih menekankan pada pengalaman mendalam tentang alam dan budaya. Ekowisata dan wisata minat khusus merupakan “trend” baru yang perlu dicermati perkembangannya. Budaya sebagai potensi utama obyek wisata perlu diolah agar dapat menjadi daya tarik wisata yang berkesinambungan. Pertanyaan yang muncul adalah apakah budaya lokal unik yang dimiliki mampu bertahan dari pengaruh budaya global yang dapat menyebabkan keunikan budaya akan menjadi sangat umum dijumpai? Permasalahan lain yang timbul adalah di banyak daerah,, baik dalam negeri maupun luar negeri, menawarkan wisata berbasis pada budaya lokal, sehingga perlu dilakukan kajian akan keunikan budaya yang dipadukan dengan alam agar wisata jenis ini dapa tmemiliki daya saing. .Tulisan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi elemen fisik dan budaya yang menjadi ciri khas sebuah desa wisata dengan menggunakan Desa Wisata di Sleman sebagai studi kasus. Elemen fisik akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan tipologi untuk menemukan keragaman dan kesamaan dalam struktur formalnya. Sedangkan analisis pembeda dilakukan dengan menggunakan matriks perpaduan elemen fisik dengan elemen budaya dari jenis desa wisata. Pembahasan akan daya tarik wisata dilakukan dengan membandingkan potensi desa wisata dengan tuntutan wisatawan terhadap wisata pedesaan.Temuan kajian ini memberikan gambaran akan kekuatan potensi wisata budaya khususnya pada kasus desa wisata dari sisi pembeda obyek dann budaya global yang telah menjadi bagian dalam kehidupan desa wisata. Rekomendasi yang diberikan berupa pandangan kritis atas ketahanan budaya lokal yang dipadukan dengan potensi fisiknya terhadap gelombang budaya global.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectBudaya Lokalen_US
dc.subjectBudaya Globalen_US
dc.subjectDesa Wisataen_US
dc.subjectElemen Fisiken_US
dc.titlePerpaduan Budaya Lokal dan Potensi Fisik sebagai Daya Tarik Wisata Pedesaan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakartaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record